29 Januari 2008

STOP PEMAKAIAN STYROFOAM



From: "HUMAORID"

Beberapa tahun lalu, Mc Donalds mengumumkan akan mengganti wadah styrofoam dengan kertas. Para ahli lingkungan menyebutkan keputusan itu sebagai ''kemenangan lingkungan'' karena styrofoam sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Namun bukan berati styrofoam (polystyrene) jadi berkurang dan hilang. Malahan di Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan makin menjamur. Sangat mudah menemukannya dimana-mana. Mulai dari restoran cepat sampai ketukang-tukang makanan di pinggir jalan, menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan mereka. Alasannya, ingin praktis dan tampil lebih baik. Padahal di balik kemasan yang terlihat bersih itu ada bahaya besar yang mengancam.

Dalam industri, styrofoam sering digunakan sebagai bahan insulasi. Bahan ini memang bisa menahan suhu, sehingga benda didalamnya tetap dingin atau hangat. Karena bisa menahan suhu itulah, akhirnya banyak yang menggunakannya sebagai gelas minuman dan wadah makanan.

Berbahaya Bagi Kesehatan

Mengapa styrofoam berbahaya? Styrofoam jadi berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diprosese dengan menggunakan benzana. Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan banyak penyakit.

Benjana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah. Dibeberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia. Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi. Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.

Beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization's International Agency for Research on Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) styrofoam telah dikategorikan sebagai bahan carsinogen(bahan penyebab kanker)

Makin Berlemak Makin Cepat

Saat makanan atau minuman ada dalam wadah styrofoam, baham kimia yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke makanan. Perpindahannya akan semakin cepat jika kadar lemak (fat) dalam suatu makanan atau minuman makin tinggi. Selain itu, makanan yang mengandung alkohol atau asam (seperti lemon tea) juga dapat mempercepat laju perpindahan.

Penelitian juga membuktikan, bahwa semakin panas suatu makanan, semakin cepat pula migrasi bahan kimia styrofoam ke dalam makanan. Padahal di restoran-restoran siap saji dan di tukang-tukang makanan di pinggir jalan, styrofoam digunakan untuk membungkus makanan yang baru masak. Malahan ada gerai makanan cepat saji yang memanaskan lagi makanan yang telah terbungkus styrofoam di dalam microwave. Terbayang, kan, betapa banyaknya zat kimia yang pindah ke makanan kita dan akhirnya masuk ke dalam tubuh kita.

Buruk Bagi Lingkungan

Selain berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga tak ramah lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan. Styrofoam yang terbawa ke laut, akan dapat merusak ekosistem dan biota laut.

Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam. Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama, membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman.

Proses pembuatan styrofoam juga bisa mencemari lingkungan. Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Hal itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap-yang mengganggu pernapasan-dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.

Melihat sedemikian besar dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan, beberapa kota di Amerika seperti Berkeley dan Ohio telah melarang penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan. Bagaimana dengan kita di Indonesia, masih tetap mau memakai styrofoam??

Bagaimana dengan anda dan Keluarga anda? akankah berlaku bijak dengan tidak menggunakan styrofoam.

mari selamatkan bumi disekitar kita ........

19 Januari 2008

Ketulusan

Hidup adalah lembaran buku yang bisa dihikmahi, dan hidup adalah sepotong perjalanan untuk mengenali diri dan lingkungan.

Dunia memang mengalami perubahan dan perkembangan, manusia tidak bisa dilepaskan dari hakekat penciptaan yang memmpunyai nurani dan akal. Arahnya bisa pada hal positif dan negative. Sepenggal perjalanan dari kreasi manusia ternyata melahirkan pengkotakan dan ego untuk menunjukkan siapa yang terbaik dan berkuasa. Padahal nilai dan akal yang ditanamkan dalam diri manusia hanya sebuah titipan berjangka, itu hanya sebuah titipan tak lebih dari itu.

Apapun agama dan budaya serta sukunya manusia tetap mempunyai rasa kemanusiaan, dan rasa itu kadangkala dikalahkan oleh kondisi dari pikiran itu sendiri. Renungan lingkungan adalah mata untuk bisa melihat lebih jauh tentang hakekat hidup.

Akhir-akhir ini reality show begitu marak ditayangkan, sebuah hikmah dapat dipetik bagi pencari nilai kemanusian yang masih haus dengan makna. Dalam tayangan sebuah TV Swasta Realitu Show yang dinamakan "TOLONG" bisa memaknai perjalanan jiwa kita. Tidak usah bersusahpayah mendalami ilmu teoritis semacam sufiestis sebagai pencarian bagi jiwa yang hampa. Makna yang tersirat begitu mendalam, rasa kemanusia ternyata dapat dilihat dari rasa kemanusiaan itu sendiri yang berasal dari jiwa yang tulus. Jiwa tulus itu ternyata banyak dimiliki oleh mereka yang dikorbankan oleh keadaan dan nasib. Dalam tayangan beberapa episode ketulusan itu justru diberikan oleh rakyat yang papa dan mempunyai kecacatan fisik. Episode beberapa minggu yang lalu, dilatarbelakangi oleh seorang nenek yang tidak mempunyai uang untuk membeli minyak tanah dan mengalami kerusakan pada kompornya yang usang. Dalam pencarian untuk mendapatkan belaskasih dan pertolongan, nenek itu terus berjalan dan menghampiri orang-orang yang dinilainya bisa menolongnya.

Namun dari beberapa upaya yang dilakukannya sang nenek belum berhasil mendapatkan belas kasih. Padahal sang nenek meminta pertolongan pada orang yang terlihatnya cukup mampu secara ekonomi dan fisik. Pada pencarian terakhir sang nenek bertemu dengan seorang bapak penjual minyak tanah yang mengalami cacat. Bapak tersebut berjualan dengan merakit sebuah sepeda agar bisa memobilitas dirinya yang cacat pada kakinya sehingga tidak bisa berjalan seperti orang normal. Yang bisa dilakukan oleh bapak tersebut hanya mengandalkan kekuatan kedua tangannya untuk tetap mengayun pedal sepeda agar bisa terus berjalan untuk menghampiri pelanggaan agar membeli minyak tanah yang dijualnya. Ternyata dengan senyum ketulusan Sang Bapak dengan rela memperbaiki kompor si nenek tua, sekaligus memberikan minyak tanah agar si Nenek bisa memasak kembali dirumahnya.

Begitu juga dengan episode lainnya, yang hampir kebanyakan ketulusan itu justru disalurkan dari manusia papa dan lemah.

Dalam realitas keseharian ketulusan juga sering terjadi pada saat kita berdesakan dalam bis Kota, kehidupan Jakarta yang acapkali dimaknai dengan kekerasan ternyata masih menyisahkan ketulusan didalamnya. Sebuah pengalaman berharga acapkali diperlihatkan oleh pedagang asongan dan pengamen jalanan. Dengan penuh pengertian mereka saling memahami bahwa nilai uang seratus rupiah begitu berharga. Kejadian yang sering terjadi tatakala pengamen ataupun pedagang asong menjajakan suara dan jualannya di atas Bis. Dengan bersusah payah mereka mengejar bis yang terus melaju.

Namun setelah mereka berhasil tiba diatas bis dan kebetulan ada pengamen lain yang sedang menjual suaranya dengan tulus mereka mempersilahkan sejawatnya untuk bernyanyi, begitu juga dengan pedang asongan ketika pengamen bernyanyi dengan tulusnya mereka menunggu giliran untuk menawarkan dagangan. Begitu juga ketika pedagan asongan menawarkan dagangannya maka pedagang asongan dan pengamen lainnya menunggu sampai pedagang pertama selesai. Kejadian itu terus berulang layaknya hukum alam yang sudah teroganisir.

Dari sepenggal drama kehidupan yang dilakoni oleh manusia papa dan pinggiran seharusnya bisa meresap dalam nurani kita bahwa kebahagiaan itu lahir tatkala orang lain juga bahagia. Akhir-akhir itu perubahan social dan perilaku manusia kota mulai bergeser, banyak dari mereka yang mulai mencari perenungan diri untuk mendapatkan kebahagiaan seperti apa yang didapatkan oleh masyarakat miskin dan papa. Memang secara fisik banyak dari kita kelihatan miskin, dari segi kejiwaaan justru merekalah yang banyak merasakan arti dan nilai kehidupan dan kemanusiaan itu.

Tanpa beban mereka bisa tidur dengan hanya beralaskan Koran ditaman kota, tanpa beban mereka berdesakan dengan penumpang lainya diatas bus kota.

Sedangkan kita yang merasa dirinya sebagai manusia modern dan penuh arti, akan gundah tatkala taksi tidak ada, mobil pribadi lagi digunakan orang lain, baterai HP Down, dan seabrek tetetk bengek yang justru membuat bingung diri sendiri.

Apa yang kita keluarkan acapkali bersingungan dengan hukum ekonomi; Untung – Rugi, akibatnya menyodorkan uang seratus rupiah kepada pengemis jalanan ibarat mendaki gedung berlantai sepuluh.

Tatkala bencana tiba, banyak dari kita juga terketuk hatinya untuk membantu, dibalik itupun ada keinginan agar kita dikenal sebagai darmawan. Media massa dan elektronik mengeksplotir bencana tersebut sebagai spot dan hot news dengan nilai iklan yang tinggi. Perusahaan berlomba mencitrakan dirinya menjadi lingkungan dengan konsep Coorporate Social Responsibility (CSR) dadakan. Semua berlomba untuk menunjukkan bahwa nurani kemanusiaan itu masih ada.

Ketulusan adalah sebuah proses dan sangat sulit untuk dipaksakan, ketulusan lahir dari pengalaman yang panjang dan acapkali berlangsung continyu. Ketulusan adalah sebuah nilai yang tak bisa dihargai dengan sanjungan dan materi. Ketulusan ibaratnya Ibadah Puasa yang hanya bisa diketahui oleh diri sendiri dan maha kuasa.

Ketulusan tidak menghasilkan fulus, namun ketulusan akan menghasilkan rakhmat dan rezeki atas sikap dan prilaku sebelumnya. Rakhmat dan Rezeki tersebut merupakan jawaban atas apa yang kita perbuat. Karenanya jika kita mengerjakan sesuatu dan sudah memikirkan keuntungan maupun fulus yang akan didapatkan, maka yang kita kerjakan lebih bernilai proyek….Tulus dalam perbuatan adalah kerelaan untuk tidak mengharapkan balasan dari apa yang kita perbuat. Ibarat air yang mengalir, air tersebut terus mengalir mencari tempat terendah tanpa ingin berbalik mencari tempat yang lebih tinggi. Semua mengalir lepas layaknya hukum alam yang justru sangat layak untuk dimaknai dalam menjalani hidup ini.

Kebahagiaan akan muncul tatkala ketulusan sebagai dasarnya, untuk menyelaminya maka salami dirimu, Maka kehidupan ini akan penuh hakekat dan makna.

Jakarta, 20.01.05

Arif Hidayat

17 Januari 2008

doa, harapan dan impian ku



"Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Mereka itulah yang menghardik anak yatim dan tidak medorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang yang sholat, (yaitu) orang yang lalai dalam sholatnya.Yang berbuat Riya' dan enggan memberikan bantuan" (QS Al Ma'un : 1-7)

Aku tidak tahu apa alasan Mu menghadirkan aku ke dunia ini. Yang kutahu banyak orang-orang di sekelilingku yang membutuhkan pertolongan. Banyak orang yang peduli terhadap anak yatim dan orang miskin namun banyak pula yang tidak peduli walaupun Engkau memberi karunia dunia yang besar kepada mereka.

Adakah kekuatan padaku untuk peduli pada mereka???

Ya 4JJl beri arti hidupku yang sesaat di didunia ini dengan kekuatan agar aku dapat menolong dan mengangkat anak yatim, orang terlantar dan miskin. Dengan demikian bila aku meninggalkan dunia ini, aku telah berbuat untuk kebaikan diriku dan orang lain

Amin...

14 Januari 2008

Renungan

Betapa banyak jalan keluar yang datang setelah rasa putus asa dan betapa banyak kegembiraan datang setelah kesusahan.

Siapa yang berbaik sangka pada Pemilik Langit dia akan memetik manisnya buah yang dipetik di tengah-tengah pohon berduri.

dikutip dari: ikhwan muhammad <ikhwanvilla@yahoo.co.id>

09 Januari 2008

kerusakan bumi


Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan-tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).(TQS al-Rum[30]: 41)

Salam Ku

Tiada Kebaikan bagi sedekah kecuali bila disertai niat yang baik dan keikhlasan

Seorang ilmuan ialah yang selalu menuntut ilmu dan menambah ilmunya. Orang yang merasa sudah cukup ilmunya maka sesungguhnya dia adalah seorang yang bodoh

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (at-Tiin: 4-6)