12 Desember 2008

Kata Orang

1. BEKAS BOTOL AQUA

Mungkin sebagian dari kita mempunyai kebiasaan memakai dan memakai
ulang botol plastik (Aqua, VIT , etc) dan menaruhnya di mobil atau di kantor.

Kebiasaan ini tidak baik, karena bahan plastic botol
(disebut juga sebagai polyethylene terephthalate or PET) yang dipakai
di botol2 ini mengandung zat2 karsinogen (atau DEHA). Botol ini aman
untuk dipakai 1-2 kali saja, jika anda ingin memakainya lebih lama,
Tidak boleh lebih dari seminggu, dan harus ditaruh ditempat yang jauh
dari matahari. Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik
rusak dan zat karsinogen itu bisa masuk ke air yang kita minum. Lebih
baik membeli botol air yang memang untuk dipakai ber-ulang2, jangan
memakai botol plastik.

2 . PENGGEMAR SATE

Kalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya. Karena
ketika kita makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil pembakaran
arang yang dapat menyebabkan kanker. Untuk itu kita punya
obatnya yaitu timun yang disarankan untuk dimakan setelah makan
sate. Karena sate mempunyai zat Karsinogen (penyebab kanker) tetapi
timun ternyata punya anti Karsinogen. Jadi jangan lupa makan timun
setelah makan sate.

3. UDANG DAN VITAMIN C

Jangan makan udang setelah Anda makan Vitamin C. Karena ini akan
menyebabkan keracunan dari racun Arsenik (As) yang merupakan proses
reaksi dari Udang dan Vitamin C di dalam tubuh dan berakibat
keracunan yang fatal dalam hitungan jam.

4. MI INSTAN

Untuk para penggemar mi instan, pastikan Anda punya selang waktu
paling tidak 3 (tiga) hari setelah Anda mengkonsumsi mi instan, jika
Anda akan mengkonsumsinya lagi, dari informasi kedokteran, ternyata
terdapat lilin yang melapisi mi instan. Itu sebabnya mengapa mi
instan tidak lengket satu sama lainnya ketika dimasak. Konsumsi mie
instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkiti
kanker. Seseorang, karena begitu sibuknya dalam berkarir tidak punya
waktu lagi untuk memasak, sehingga diputuskannya untuk mengkonsumsi mi
instan setiap hari . Akhirnya dia menderita kanker.
Dokternya mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena adanya lilin
dalam mi instan tersebut. Dokter tersebut mengatakan bahwa tubuh kita
memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) hari untuk membersihkan
lilin tersebut.

BAHAYA DIBALIK KEMASAN MAKANAN.....!!!!

PLASTIK

Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kita
konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar
bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai "pelindung " makanan.
Sebetulnya tidak tepat begitu, tergantung jenis bahan kemasan.
Sebaiknya mulai sekarang Anda cermat memilik kemasan makanan. Kemasan pada
makanan mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi, dan informasi.

Ada begitu banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas primer pada makanan, yaitu kemasan
yang bersentuhan langsung dengan makanan ..
Tetapi tidak semua bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya.
Inilah ranking teratas bahan kemasan makanan yang perlu Anda waspadai.

Kertas .

Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah)
yang sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung
timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. Di dalam
tubuh manusia , timbal masuk melalui saluran pernapasan atau ngan kita.
pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke
berbagai jaringan lain, seperti: ginjal , hati, otak, saraf dan tulang.
Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu
pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan) . Keracunan yang
terjadipun bisa bersifat kronis dan akut. Untuk terhindar dari makanan
yang terkontaminasi logam berat timbal, memang susah-susah gampang.
Banyak makanan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng dan tempe
goreng yang dibungkus dengan Koran karena pengetahuan yang kurang dari
si penjual, padahal bahan yang panas dan berlemak mempermudah
berpindahnya timbale makanan tsb.

Sebagai usaha pencegahan , taruhlah makanan jajanan tersebut di atas
piring.

Styrofoam

Bahan pengemas styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu
pilihan yang paling populer dalam bisnis pangan. Tetapi, riset terkini
membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam
yang dibuat dari kopolimer styren ini menjadi pilihan bisnis pangan
karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat
dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu
mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang,
mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah,
lebih aman, serta ringan. Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan
Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan
sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter
(EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya
gangguan pada system endokrinologi dan reproduksi manusia akibat
bahan kimia karsinogen dalam makanan.

Bahaya Di Balik Kemasan Plastik


Memang masyarakat kita punya kebiasaan mengisi ulang botol plastik. Alasannya, sayang membuang kemasan yang masih bagus. Padahal, tidak semua botol plastik boleh dipergunakan kembali. Bahaya kesehatan mengintai dari balik kemasan botol plastik yang diisi berulang-ulang. Mulai dari iritasi kulit, gangguan hormon, saluran pernapasan hingga kanker.

Dan, bukan hanya botol plastik saja lho, yang sebaiknya tidak digunakan berulang. Produk plastik lain seperti wadah makan, penutup makanan hingga botol susu, juga perlu dicermati. 

Kode Penanda 
Lalu bagaimana mengetahui kemasan plastik mana yang boleh dan tidak boleh digunakan kembali? Umumnya, setiap wadah plastik dicantumi tanda atau kode angka yang menandakan bahan pembuatan kemasan plastik. Kode angka berada di dalam logo daur ulang berbentuk segitiga dan bisa Anda temui di dasar atau bagian bawah kemasan. 

Kode-kode itu dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standarization). Tujuannya, untuk memudahkan konsumen mengenali bahaya dan keamanan wadah yang terbuat dari plastik. Nah, tanda pengenal plastik itu sendiri dibagi menjadi 7 kelompok. Apa saja makna yang berada di balik angka-angka tersebut? 

Angka 1 
Tanda ini biasanya disertai tulisan PET (polyethylene terephthalate). Plastik jenis ini berwarna jernih atau transparan dan banyak dipakai untuk botol air mineral, jus, dan hampir semua botol minuman ringan lain. Yang perlu diperhatikan adalah botol dengan bahan ini direkomendasikan hanya sekali pakai. Mengapa? Pertama, desain leher sempit pada botol membuatnya sulit dibersihkan. Lama kelamaan bakteri dari tangan dan mulut dapat tumbuh di botol. Kedua, bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat atau panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (yang dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang. 

Angka 2 
Umumnya, kode ini disertai tulisan HDPE (high density polyethylene). Jenis plastik ini memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Biasa dipakai untuk botol kemasan susu berwarna putih, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman digunakan karena kandungan plastiknya mampu mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik dengan makanan atau minuman yang dikemasnya. Meski begitu, sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian saja. Pasalnya, untuk membuat PET dan HDPE digunakan senyawa antimoni trioksida. Senyawa kimia itu mudah masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Kontaminasi senyawa dalam periode lama akan menyebabkan iritasi kulit dan saluran pernapasan. Bagi perempuan, senyawa ini bisa meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran. 

Angka 3 
Inilah jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Pada kemasan yang mengandung plastik jenis ini biasanya tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya serta tulisan V yang berarti PVC (polyvinyl chloride). Plastik ini bisa ditemukan pada pembungkus (wrap) dan beberapa botol minuman kemasan. Jenis ini berbahaya untuk kesehatan karena mengandung DEHA (Di-2-etil-heksiladipat) yang dapat bereaksi dengan makanan saat bersentuhan langsung. DEHA bisa lumer pada suhu 15 derajat celsius. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas plastik ini berbahaya untuk ginjal, hati dan penurunan berat badan. Sebisa mungkin hindari pemakaian jenis plastik ini. Cari alternatif pembungkus lain saja seperti plastik dari polyethylene atau bahan alami, misalnya daun pisang atau daun jati. 

Angka 4 
Biasanya ditulis bersama kode LDPE (low density polyethylene). Karakter plastik ini kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dengan permukaan agak berlemak. Terbuat dari minyak bumi dan biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Pada suhu di bawah 60 derajat Celsius, plastik ini sangat resisten terhadap senyawa kimia. Daya proteksinya terhadap uap air tergolong baik. Namun, kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Plastik ini sulit dihancurkan tapi dapat didaur ulang. Bahan ini baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemasnya. 

Angka 5 
Tulisann PP (polypropylene) biasanya hadir bersama angka ini. Karakteristik plastik ini lebih kuat, transparan yang tidak jernih atau berawan, ringan dengan daya tembus uap yang rendah, memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. PP adalah jenis bahan plastik terbaik dan aman, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol susu untuk bayi serta wadah plastik yang bisa dipanaskan dalam microwave. Carilah wadah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman. 

Angka 6 
Terbuat dari bahan plastik jenis PS (polystyrene). PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ketika makanan itu bersentuhan dengan wadah. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada perempuan yang berakibat pada masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem saraf. Selain itu, bahan plastik ini sulit didaur ulang karena memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. 

Angka 7 
Biasanya disertai tulisan OTHER. Jenis plastik ini terbagi 4 yaitu PC (polycarbonate), SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene), dan Nylon. OTHER dapat ditemukan pada botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat rumah tangga, komputer, alat elektronik, dan plastik kemasan, botol susu bayi, gelas Balita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan, termasuk kaleng susu formula. 

Sebenarnya PC tidak dianjurkan sebagai wadah karena dapat mengeluarkan bahan utamanya, Bisphenol A ke dalam makanan dan minuman. Efeknya, bisa merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Sedangkan SAN dan ABS baik digunakan sebagai kemasan karena memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk miksaer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi. Sementara ABS digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. 

Jadi, bijak lah menggunakan plastik sebagai wadah. Cermati kode angka, jangan lupa cek bahan pembuatnya!


Erma Dwi Kusumastuti 
www.kompas.com
JUMAT, 12 DESEMBER 2008

11 Desember 2008

Menyuburkan Lahan Gambut dengan Mikroba

Pemanfaatan lahan di Indonesia sejak dulu telah salah arah. Lahan subur, terutama di Jawa, tak terbendung terus berubah fungsi ke nonpertanian. Sementara itu, kebutuhan pangan yang terus meningkat memaksa pemanfaatan lahan kering dan marginal yang umumnya di luar Jawa. Di sinilah rekayasa teknologi berperan untuk mengubahnya menjadi lahan subur. Salah satu yang kini gencar disasari adalah lahan gambut.

Dalam ASEAN-China Workshop on the Development of Effective Microbial Consortium Poten in Peat Modification di Jakarta, Senin (10/11), tim peneliti mikroba dari Pusat Teknologi Bioindustri BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), yang diketuai Gatyo Angkoso, melaporkan keberhasilan mereka menyuburkan lahan gambut dengan menambahkan limbah selulosa dari perkebunan kelapa sawit dan memasukkan secara bersamaan beberapa jenis isolat mikroba tertentu.

Perlakuan ini dapat mengurangi tingkat keasaman atau menaikkan pH lahan gambut dari rata-rata 3,5 menjadi 5,5, jelas Direktur Pusat Teknologi Bioindustri, Koesnandar, yang juga terlibat dalam riset tersebut, di Rasau dan Siantan, Kalimantan Barat. Selama ini lahan gambut secara alami memang tidak subur karena memiliki keasaman tinggi atau kebasaannya (pH) rendah, antara 2,8 dan 4,5. Sifat lain lahan gambut yang tidak menguntungkan adalah nilai kapasitas tukar kation dan kandungan organik yang tinggi.

Penyuburan lahan gambut dilakukan dengan memasukkan konsorsia atau beberapa kelompok mikroba. Dijelaskan Diana Nurani, peneliti, riset yang dilakukan sejak tahun 2006 berhasil diisolasi puluhan mikroba di dua daerah di Pontianak itu. Dari puluhan ditemukan empat kelompok mikroba yang memiliki kinerja yang baik dalam meningkatkan kebasaan lahan gambut.

Ditambahkan Koesnandar, mikroba itu ditemukan di lahan gambut, pada limbah kelapa sawit, dan kotoran sapi. Dari efeknya pada tanah gambut, konsorsia mikroba itu bersimbiosa mutualisme. Penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk meneliti peran dan karakteristik masing- masing mikroba.

Aplikasi empat kelompok mikroba pada tanah gambut selain dapat meningkatkan pH, juga terbukti memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan ketersediaan mineral. Keuntungan lainnya adalah mengganti cara konvensional, yaitu pembakaran yang biasa dilakukan petani di lahan gambut untuk meningkatkan pH tanah gambut.

Indonesia memiliki kawasan gambut keempat terluas di dunia, yakni 20,6 juta hektar. Peringkat pertama adalah Kanada (170 juta ha), Uni Soviet (150 juta ha), dan Amerika Serikat (40 juta ha). Lahan gambut di Indonesia terbanyak dijumpai di Sumatera (35 persen), Kalimantan (30 persen), dan Papua (30 persen).


www.kompas.comJUMAT, 14 NOVEMBER 2008


09 Desember 2008

Andai Tubuh Bisa Bicara

Apa yang terjadi pada tubuh, memberi dampak langsung pada diri Anda. Ketika Anda lalai memperhatikannya, dia akan memberikan sinyal-sinyal ini.

Cepat Lupa
Penyakit  pikun yang terjadi pada usia muda salah satu penyebabnya adalah kurang tidur. Matt Walker, Ph.D., asisten profesor psikiatri dari Harvard Medical School mengatakan bahwa kemampuan memori Anda untuk mengingat suatu informasi akan meningkat 20-30% apabila Anda menyempatkan diri untuk tidur selama 8 jam setelah menerima informasi tersebut.

Kedutan pada Kelopak Mata
Para ahli kesehatan sepakat bahwa 99% kedutan pada mata disebabkan tubuh didera stres dan kelelahan. Cara untuk menghentikan kedutan pada mata ini hanyalah membiarkan tubuh dan mata beristirahat. Mengompres mata dengan air hangat selama beberapa saat juga bisa membantu meredakan lelah.

Sulit Konsentrasi
Kesulitan memfokuskan pikiran bisa pertanda bahwa Anda kekurangan asupan protein dan karbohidrat. Pasalnya, konsumsi kedua zat makanan tersebut dalam jumlah cukup bisa membantu menggenjot kadar zat dopamine di dalam otak, yang berhubungan dengan peningkatan fungsi konsentrasi dan kemampuan seseorang untuk memfokuskan diri pada sesuatu.

Menguap Terus-Menerus
Menguap tidak selalu berarti Anda tengah merasa ngantuk. Menguap juga merupakan sinyal dari alam bahwah sadar bahwa tubuh Anda kurang bergerak. Misalnya, Anda kelewat serius bekerja sehingga menghabiskan lebih dari lima jam duduk di depan komputer. Solusinya, hentikan pekerjaan Anda dan berjalan-jalanlah sejenak untuk menghirup udara segar.

Lekas Lelah
Kondisi lekas lelah yang Anda alami selama berbulan-bulan bisa menjadi pertanda bahwa Anda sedang mengidapChronic Fatigue Syndrome atau Sindrom Lelah Kronik (SLK).  Munculnya SLK berhubungan dengan aktivitas fisik berlebihan seperti olahraga yang terlalu dipaksakan atau akibat stres. Tanda-tanda yang tampakjelas antara lain adalah cepat merasa lelah, tidur tidak nyenyak, nyeri otot, serta perasaan lemas berlebihan setelah melakukan aktivitas fisik yang minim sekalipun. Jika Anda mengalami hal ini, maka segeralah berkonsultasi pada dokter untuk mencari pemecahannya.

Cegukan
Bila Anda tidak sedang melahap apa pun, namun mengalami cegukan, itu pertanda tubuh Anda sedang stres. Hormon stres yang dilepas ke dalam aliran darah kemudian merangsang serat saraf secara berlebihan. Akibatnya, terjadi kontraksi otot tak sadar yang terletak di dekat pita suara sehingga menimbulkan bunyi. Redakan cegukan dengan cara menelan sedikit gula pasir. Butiran gula pasir mampu menstimulir ujung saraf di balik kerongkongan sehingga menghambat impuls saraf lainnya dan meredakan cegukan.

Kaki Kram
Kaki kram bisa menjadi sinyal bahwa tubuh mengalami dehidrasi serta kekurangan asupan kalsium dan magnesium. Untuk mengatasinya, minumlah air putih lebih banyak dari biasanya. Konsumsi susu yang kaya kalsium juga amat baik Anda lakukan, terlebih bagi Anda yang berusia di atas 30 tahun dan membutuhkan tabungan kalsium yang lebih banyak. 

Nyeri perut
Rasa sakit pada perut bisa muncul akibat kebiasaan makan ticlak teratur sehingga timbul gangguan pada lambung. Namun, nyeri perut yang tidak terjadi karena penyakit maag atau penyakit lain, berdasarkan penelitian yang dilakukan di University of Colorado Health Sciences Center, Amerika, bisa jadi menandakan Anda sedang mengidap depresi.

Sakit Kepala
Sakit kepala karena tegang diawali dengan ketegangan di otot leher, bahu, dan tengkorak. Sakitnya selalu berawal dari kepala belakang, merambat ke depan, lalu ke kedua sisi kepala. Jika ini Anda alami, berarti tubuh Anda sedang mengirimkan sinyal untuk beristirahat.

www.kompas.com

29 September 2008

SELAMAT IDUL FITHRI 1 Syawal 1429 H


TaQaBaLLaHu MiNna Wa MinKKum

SyiMaNaWaSiYaMakum
Saatnya kembali bersuci diri....
Tinggalkan segala keduniawian
Untuk bersujud khusyu' di atas sajadah
Bertakbir memuji sang Khalik
Bersihkan hati yang mulai berdebu
Tentramkan jiwa yang lelah
untuk mema'afkan dan memohon ampunan

Karena Tiada Kata seindah DzIkiR..
Tiada Bulan seiNdah RamaDhan
IzinKan TaNgan BerTangKuP MoHon Maaf
TuK LisaN Yang Tak TerJaga
JanJi Yang TeraBa!kan
HatI Yang BerPraSangka
SeMua Sikap Yang PerNah MenYak!tKan
MoHon MaaF Lahir Dan B@thin

Berharap padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami,
harapan hati bertatap langsung, cuma terlayang e-mail ini.
Sebelum cahaya surga padam, Sebelum hidup berakhir,
Sebelum pintu tobat tertutup

kami mohon maaf lahir dan bathin....

Taqqobalahu Minna Waminkum, Taqoballahu Ya Karim,
Allaahumma baariklanaa fi Sya'ban wa ballighnaa Ramadhan
Ya Rabb, berkahi kami pada bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan di tahun 1430 Hijriah yang akan datang,
Amin.

Allah SWT Is The All Mighty


MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

SELAMAT IDUL FITHRI 1 Syawal 1429 H

09 September 2008

Kenapa berbuka puasa dengan yang manis justru merusak kesehatan?

Ketika berpuasa, kadar gula darah kita menurun. Kurma, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah, adalah karbohidrat kompleks, bukan gula (karbohidrat sederhana). Karbohidrat kompleks, untuk menjadi glikogen, perlu diproses sehingga makan waktu. Sebaliknya, kalau makan yang manis-manis, kadar gula darah akan melonjak naik, langsung. Bum. Sangat tidak sehat. Kalau karbohidrat kompleks seperti kurma asli, naiknya pelan-pelan.

Mari kita bicara ‘indeks glikemik’ (glycemic index/GI) saja. Glycemic Index (GI) adalah laju perubahan makanan diubah menjadi gula dalam tubuh. Makin tinggi glikemik indeks dalam makanan, makin cepat makanan itu dirubah menjadi gula, dengan demikian tubuh makin cepat pula menghasilkan respons insulin.

Para praktisi fitness atau pengambil gaya hidup sehat, akan sangat
menghindari makanan yang memiliki indeks glikemik yang tinggi. Sebisa mungkin mereka akan makan makanan yang indeks likemiknya rendah. Kenapa? Karena makin tinggi respons insulin tubuh, maka tubuh makin menimbun lemak. Penimbunan lemak tubuh adalah yang paling dihindari mereka.

Nah, kalau habis perut kosong seharian, lalu langsung dibanjiri dengan gula (makanan yang sangat-sangat tinggi indeks glikemiknya) , sehingga respon insulin dalam tubuh langsung melonjak. Dengan demikian, tubuh akan sangat cepat merespon untuk menimbun lemak.

Saya pernah bertanya tentang hal ini kepada seorang sufi yang diberi Allah ‘ilm tentang urusan kesehatan jasad manusia. Kata Beliau, bila berbuka puasa, jangan makan apa-apa dulu. Minum air putih segelas, lalu sholat maghrib. Setelah shalat, makan nasi seperti biasa. Jangan pernah makan yang manis-manis, karena merusak badan dan bikin penyakit. Itu jawaban beliau.
Kenapa bukan kurma? Sebab kemungkinan besar, kurma yang ada di Indonesia adalah ‘manisan kurma’, bukan kurma asli. Manisan kurma kandungan gulanya sudah jauh berlipat-lipat banyaknya.

Kenapa nasi? Lha, nasi adalah karbohidrat kompleks. Perlu waktu untuk diproses dalam tubuh, sehingga respon insulin dalam tubuh juga tidak melonjak. Karena respon insulin tidak tinggi, maka kecenderungan tubuh untuk menabung lemak juga rendah.

Inilah sebabnya, banyak sekali orang di bulan puasa yang justru lemaknya bertambah di daerah-daerah penimbunan lemak: perut, pinggang, bokong, paha, belakang lengan, pipi, dan sebagainya. Itu karena langsung membanjiri tubuh dengan insulin, melalui makan yang manis-manis, sehingga tubuh menimbun lemak, padahal otot sedang mengecil karena puasa.

Pantas saja kalau badan kita di bulan Ramadhan malah makin terlihat seperti ‘buah pir’, penuh lemak di daerah pinggang. Karena waham umum masyarakat yang mengira bahwa berbuka dengan yang manis-manis adalah ’sunnah’, maka puasa bukannya malah menyehatkan kita. Banyak orang di bulan puasa justru menjadi lemas, mengantuk, atau justru tambah gemuk karena kebanyakan gula. Karena salah memahami hadits di atas, maka efeknya ‘rajin puasa = rajin berbuka dengan gula.’

Ingin ‘Kurus’

Melenceng dikit dari topik blog ya. Dikit aja. Itung-itung bonus.

Untuk sahabat-sahabat yang ingin kurus: jangan diet (dalam pengertian
mengurangi frekuensi makan). Diet justru menambah kecenderungan tubuh untuk menabung lemak karena ‘dilaparkan’ . Ketika diet memang makanan tidak masuk, tapi begitu makanan masuk, kecenderungan tubuh untuk menimbun lemak dari makanan justru lebih besar.

Rahasia kurus sebenarnya adalah menjaga agar respon insulin dalam tubuh stabil, tidak melonjak-lonjak. Caranya, hanya makan makanan yang memberi respon insulin rendah, yaitu yang indeks glikemiknya rendah.

Respon insulin tubuh meningkat bila:

(1) Makin tinggi jumlah karbohidrat yang dimakan dalam satu porsi, makin tinggi pula respon insulin tubuh (ini umumnya porsi kita di Indonesia : lebih dari 70 persen dari satu porsi makannya adalah nasi).

Makanya, makanlah dengan karbohidrat cukup lima puluh persennya saja. Sisanya protein, dan 5-10 persennya lemak. Lemak ini cukup dari lemak yang terkandung dalam daging yang kita makan, misalnya. Atau kuning telur. Tidak perlu menambah minyak atau memakan lemak hewan (yang justru buruk pengaruhnya bagi tubuh). Lemak (sedikit!) masih diperlukan untuk mengolah beberapa nutrisi dan vitamin, dan untuk membawa nutrisi ke seluruh tubuh.

(2) Semakin tinggi GI (Glycemic Index) karbohidrat yang dikonsumsi, semakin meningkat pula respon insulin tubuh. Makanya, makan hanya makanan yang GI-nya rendah. Nanti saya jelaskan di bawah.

(3) Semakin jarang makan, semakin meningkat respon insulin setiap kali makan.

Ini sebabnya diet (dalam pengertian: mengurangi frekuensi makan supaya kurus) tidak akan pernah berhasil untuk jangka lama. Setelah diet selesai, tubuh justru akan cenderung lebih gemuk dari sebelum diet. Supaya kurus (baca: supaya respon insulin tidak melonjak) justru harus makan lebih sering (4-5 kali sehari) tapi dengan porsi setengah atau sepertiga porsi biasa, dengan karbohidrat maksimal 50 persen saja setiap porsi.

Kalau respon insulin tubuh sudah stabil, maka tinggal diatur: kalau ingin kurus, kalori yang masuk harus lebih sedikit dari kalori makanan yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari hari. Tambah dengan olahraga teratur untuk membakar lemak berlebih dalam tubuh, dan memperbesar otot. Otot membutuhkan energi, maka makin terlatih otot, ia akan makin mengkonsumsi lemak dalam tubuh kita untuk energi.

Sebaliknya kalau ingin memperbesar otot (bukan gemuk) atau mengencangkan badan, maka kalori yang masuk harus agak lebih banyak dari jumlah kalori yang akan kita pakai untuk aktivitas selama sehari, agar otot mengalami pertumbuhan. Otot sendiri dirangsang pertumbuhannya dan ‘kekencangannya’ dengan olahraga teratur. Perbanyak protein agar pertumbuhan otot optimal.
Karbohidrat cukup diposisikan sebagai bahan pemberi energi, bukan untuk mengenyangkan perut.

Lucu ya: kalau ingin kurus atau memperbaiki bentuk badan, termasuk
menumbuhkan otot, justru harus makan lebih sering dengan porsi kecil. Makan yang mengandung lemak, goreng-gorengan, kanji, atau karbohidrat sederhana seperti gula, manisan, minuman ringan bersoda dan sebangsanya itu sudah out of the question. Kalau kita jarang makan, atau makan tidak teratur dan sekalinya makan ‘balas dendam habis-habisan’ , ya justru respon insulin kita juga melonjak dan membuat tubuh jadi menimbun lemak.

Sekali lagi, baik ketika berbuka puasa atau dalam makanan keseharian,
makanlah makanan yang seimbang: 50 persen karbohidrat kompleks, 40-45 persen protein dan 5-10 persen lemak dalam setiap porsinya. Jauhilah karbohidrat sederhana sebisa mungkin. Kalaupun harus makan karbohidrat sederhana karena butuh energi cepat carilah yang nilai indeks glikemiknya rendah.

Karbohidrat kompleks membutuhkan waktu untuk diubah tubuh menjadi energi. Dengan demikian, makanan diproses pelan-pelan dan tenaga diperoleh sedikit demi sedikit. Dengan demikian, kita tidak cepat lapar dan energi tersedia dalam waktu lama, cukup untuk aktivitas sehari penuh. Sebaliknya, karbohidrat sederhana menyediakan energi sangat cepat, tapi akan cepat sekali habis sehingga kita mudah lemas. Maka, ketika makan sahur, jangan makan yang banyak mengandung gula, karena kita akan cepat lemas. Makanlah karbohidrat kompleks (protein jangan dilupakan!) sehingga kita tetap berenergi sampai waktu berbuka.

Karbohidrat sederhana, GI tinggi (energi sangat cepat habis, respon insulin tinggi: merangsang penimbunan lemak) adalah: sukrosa (gula-gulaan) , makanan manis-manis, manisan, minuman ringan, jagung manis, sirop, atau apapun makanan dan minuman yang mengandung banyak gula. Hindari, puasa atau tidak puasa.

Karbohidrat sederhana, GI rendah (energi cepat, respon insulin rendah):
buah-buahan yang tidak terlalu manis seperti pisang, apel, pir, dan
sebagainya. Sekarang ngerti kan , kenapa para pemain tenis dunia, pemain bola, pemain basket atau pelari sering terlihat ‘ngemil pisang’ di pinggir lapangan? Karena mereka butuh energi cepat, tapi nggak ingin badannya gembul berlemak.

Karbohidrat Kompleks, GI tinggi (energi pelan-pelan, tapi respon insulinnya tinggi): Nasi putih, kentang, jagung.

Karbohidrat Kompleks, GI rendah (energi dilepas pelan-pelan sehingga tahan lama, respon insulin juga rendah): Gandum, beras merah, umbi-umbian, sayuran. Ini yang paling dicari para praktisi fitness.
Makanan yang diproses pelan-pelan (karbohidrat kompleks) akan membuat kita tidak cepat lapar dan energi dihabiskan cukup untuk aktivitas satu hari penuh; respon insulin rendah membuat tubuh kita tidak cenderung untuk menabung lemak.

Kalau saya pribadi, sahur cukup dengan oatmeal gandum (ditambah gula sedikiiiiiit) , atau roti coklat gandum, dua atau tiga butir telur rebus (kuningnya saya hancurkan dan ditebarkan di rumput untuk makanan semut-semut di halaman rumah), sayuran segar, dan air putih. Ini sudah cukup untuk membuat tenaga saya tidak habis sampai buka puasa karena energi dari karbohidrat kompleksnya (gandum) akan dilepas pelan-pelan ke dalam tubuh sepanjang hari. Ketika berbuka, sesuai anjuran Rasulullah dan sufi tadi, saya biasanya minum segelas air, lalu shalat maghrib. Setelah shalat makan nasi seperti biasa, sebisa mungkin dengan porsi karbohidrat- protein-lemak- air proporsional. Dan tentu tidak untuk ‘balas dendam’ karena puasa seharian. Ini justru saat yang penting untuk melatih melawan keinginan hawa nafsu ‘makan sekenyang-kenyangny a’. Belajar sabar.

terima kasih

30 Agustus 2008

Manfaatkan Kembali Floppy Diskmu!!!

Era floppy disk telah berlalu, berganti dengan compact disk, flashdisk, external harddisk, dan lain - lain. Lalu apa yang dapat kita lakukan terhadap floppy disk kita? Dibuang? Oh jangan, masih banyak hal yang dapat dibuat dari floppy disk tersebut.

Di bawah ini beberapa stuffs yang dapat dibuat dengan memanfaatkan kembali floppy disk tersebut, antara lain :

1. Notepad

















2. Tempat Alat Tulis



















3. Kartu Ucapan



















Selain ketiga barang tersebut, kami yakin kawan - kawan dianugerahi kreatifitas yang dapat dikembangkan untuk memanfaatkan kembali floppy disk.

Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

matoa

29 Agustus 2008

Marhaban Ya Ramadhan

Assalammu alaikum Wr. Wb,

Ramadhan sudah diambang pintu,
Jika Allah berkehendak InsyaAllah kita kan menemui Ramadhan penuh barokah.
Semoga Gelar taqwa InsyaAllah akan menjadi milik Kita yang
berharga sebagai modal langkah kita selanjutnya
Salah paham, kesedihan, ego, sakit hati, adalah proses
dari kehidupan kita.



Dengan segala kekurangan dan kerendahan hati serta keikhlasan dengan semua khilafan dan kelalaian yang pernah saya lakukan
baik secara langsung maupun lewat dunia maya,
Jauh didalam hati yang senantiasa didalam genggaman Allah,

Wassamu'alaikum Wr. Wb.

Salam Lestari

YEERI BADRUN


24 Agustus 2008

AMDAL ato amdal-amdalan

Kita sadari pada masa-masa dekade terakhir ini, telah banyak bertumbuh berbagai usaha dan industri khususnya yang memanfaatkan sumberdaya alam. Di satu sisi hal ini akan memberikan dampak positif berupa peningkatan taraf perekonomian masyarakat dan nasional. Namun disisi lain dampak negatif muncul berupa terjadinya kerusakan lingkungan dan sumbardaya alam yang masif. Melihat hal ini pemerintah telah berupaya untuk menanggulangi terjadinya kerusakan lingkungan. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan menerbitkan berbagai peraturan perundang-udangan bidang lingkungan hidup.

Dalam Undang-Undang Lingkungan hidup No. 23 Tahun 1997 pada pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pada ayat 2 dikatakan pula bahwa Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan sebagai upaya melestarikan fungsi lingkungan hidup tersebut maka pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah No 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

Tujuan AMDAL ini sangatlah bagus, yaitu adanya suatu kajian khusus terhadap suatu usaha atau kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup. Secara lebih ringkas dapat dikatakan kegiatan ini merupakan Studi Kelayakan Lingkungan -disamping adanya studi kelayakan teknis dan studi kelayakan ekonomis terhadap suatu rencana kegiatan. Hasil kajian inilah nantinya akan menjadi pegangan dan pedoman bagi pemerintah untuk mengeluarkan izin terhadap pelaksanaan suatu kegiatan dan selanjutnya melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut.

Sesungguhnya amdal ini telah dikenal dan berjalan selama lebih 22 tahun. Namun dalam perjalanannya ternyata oleh banyak kalangan dinilai kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh lemahnya lembaga dan tim penyusun AMDAL. AMDAL itu sendiri merupakan kajian lingkungan yang sangat holistik (menyeluruh) Setiap kajian dari masing-masing komponen lingkungan baik fisika, kimia biologi dan sosial lingkungan harus saling terpadu dan terintregrasi antar masing-masing komponen lingkungan tersebut. Artinya kajian terhadap komponen fisika-kimia lingkungan harus juga memperhatikan pengaruhnya terhadap komponen biologi lingkungan dan sosial, ekonomi masyarakat, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu kajian AMDAL memerlukan memerlukan tim dari berbagai disiplin ilmu yang sangat memahami bidangnya masing-masing, namun dapat bekerja sama dan terintregrasi dengan bidang-bidang ilmu lainnya.

Akan tetapi selama ini terlihat bahwa kajian AMDAL cenderung berjalan sendiri-sendiri pada masing-masing komponen lingkungan, atau pengkajian AMDAL tersebut tidak secara holistik. Bahkan pada beberapa dokumen ditemukan dokumen AMDAL disusun hanya dengan menyalin dokumen AMDAL di tempat lain yang rencana kegiatannya sama—diganti informasi soal waktu, lokasi dan nama pemilik kegiatan.
Hasil studi Kementerian Lingkungan Hidup tiga tahun lalu, dari semua kualitas dokumen AMDAL yang dikaji, sebanyak 78 persen masuk kategori buruk dan sangat buruk. Hampir 50 persen Komisi Penilai Amdal tak menilai dokumen AMDAL secara mendalam dan menyeluruh.
Selama ini memang, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan maupun Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1999 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) memang tidak mengatur sanksi seputar AMDAL. Akibat ketiadaan sanksi dan lemahnya kualitas AMDAL, banyak kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan dijumpai seiring beroperasinya perusahaan. Di Riau hal ini khususnya terlihat dari banyaknya kebakaran lahan yang dilaksanakan oleh berbagai perkebunan dan HTI dalam membuka lahan, atau luasnya kerusakan lahan gambut akibat alih fungsi lahan menjadi perkebunan dan HTI. Tingginya pencemaran di aliran Sungai Siak –yang selama ini diributkan ahli lingkungan di Riau- juga menunjukkan bukti bahwa industri yang berada di sepanjang Sungai Siak tidak melaksanakan pengelolaan lingkungan sesuai yang diamanatkan oleh AMDAL, RKL-RPL yang telah disusun, atau memang kualitas kajian AMDAL mereka itulah yang sangat lemah, khususnya dalam pedoman pengelolaan lingkungannya. Namun demikian diharapkan pada revisi UU No 23/1997 yang sudah di tangan DPR, sanksi akan diberikan kepada pemberi izin dan pengaju proyek (pemrakarsa) bila AMDAL yang disusun dan yang dikeluarkan izinnya ternyata dianggap tidak layak sesuai dengan standar tertentu.
Secara umum, proses amdal melibatkan pengaju (pemrakarsa), penyusun (berisi pakar), dan penilai (komisi amdal). Namun ada yang kurang, yaitu standarisasi. Secara nasional sertifikasi standar penyusun amdal belum ada. Pihak penyusun dokumen AMDAL haruslah bersertifikasi nasional dan Anggota Komisi Amdal juga harus berlisensi pula. Sehingga diharapkan kedepan tidak ada lagi AMDAL asal jadi, namun betul-betul hasil kajian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan dokumen pengelolaan lingkungan yang dikeluarkan benar-benar dapat dilaksanakan dan dapat meminimalisasi segala dampak negatif terhadap lingkungan. Sehingga pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan bernar-benar dapat berjalan sebagaimana mestinya.

02 Mei 2008

Pembangunan Hijau

Pembangunan selama ini memang telah meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan manusia yang ditandai semakin meningkatnya perkembangan teknologi dan informasi. Namun peningkatan pendapatan dan kesejahteraan itu sebahagian besar terjadi pada 20 % penduduk dunia yang tinggal di negara-negara maju. Sementara itu 80% sisanya yang tinggal dinegara berkembang yang hanya mengalami kenaikan pendapatan kecil. Bahkan di negara-negara Afrika tidak mengalami peningkatan pendapatan bahkan semakin miskin akibat banyak bencana alam yang disebabkan perubahan iklim global. Kondisi tersebut memberikan gambaran adanya jurang perbedaan pendapatan dan kesejahteraan yang besar dan terus semakin membesar. Hal ini semakin nyata terlihat dengan meningkatnya secara harga minyak bumi di pasaran internasional secara terus menerus tanpa dapat dihambat yang telah menyulitkan negara berkembang seperti Indonesia.

Satu milyar manusia menderita kemiskinan dengan pendapatan dibawah satu dollar perhari, Jumlah yang sama tidak punya aksesibilitas untuk memperoleh air bersih. Dua milyar manusia tidak memperoleh jasa energi. Mayoritas anak-anak keluarga miskin tidak dapat memperoleh pendidikan dasar. Perempuan miskin tertinggal dalam menempuh pendidikan bahkan menjadi objek perdagangan. Sarana kesehatan sangat sedikit dan sulit diakses dari lokasi tinggal kaum miskin. Dan biaya kesehatan dan pendidikan yang nyaris tidak tercapai oleh keluarga miskin.

Didalam negeri pembangunan selama ini memang telah meningkatkan kesejahteraan penduduk namun khususnya hanya berlaku bagi masyaralat menengah keatas, sementara mayoritas penduduk miskin tidak banyak mengalami peningkatan kesejahteraan. Hal ini terlihat dari jumlah penduduk miskin yang tidak semakin berkurang. Sangat sulit untuk mejelaskan ketidak seimbangan ini. Namun pembangunan tetap harus dilaksanakan. Pertanyaanya sekarang adalah pembangunan yang bagaimana??

Pola pembangunan yang berlangsung selama ini dan hingga saat ini serta juga mungkin tahun-tahun mendatang telah dan akan menghancurkan sebahagian besar lingkungan hayati kehidupan. Sumber hutan perlahan-lahan terbabat habis demi menopang produksi kayu dan kertas. Tanah terkuras habis menghasilkan bahan mentah pertanian untuk eksport kenegara maju yang memasang tarif bea masuk impor yang rendah. Akan tetapi ketika negara berkembang seperti Indonesia mengekspor barang jadi hasil olahan bahan pertanian, maka ia akan berhadapan dengan dinding bea masuk impor negara maju yang tinggi. Sehingga beberapa dekade ini tidak ada negara berkembang yang naik kelas dari negara pengekspor bahan mentah pertanian menjadi pengekspor barang jadi hasil olahan pertanian. Sehingga nilai tambah pertanian jatuh terutama bagi negara maju. Sedangkan negara berkembang secara perlahan-lahan akan mengalami pengurasan sumber daya alam dan ekosistemnya.

Menyadari perkembangan pembangunan selama beberapa dekade terakhir ini, tumbuh kebutuhan untuk merobah pola pembangunan. Selama ini pola pembangunan konvensional menjalani hanya satu jalur ekonomi semata-mata. Sekarang pola ini perlu dirombak menjadi pola pembanguna yang berkelanjutan dengan menjalani tiga jalur sekaligus yakni sosial, ekonomi dan lingkungan.

Tiga alur ini tidak terpisahkan satu sama lain dan diramu menjadi satu kesatuan pembangunan. Melalui pola pembangunan berkelanjutan ini, ketimpangan pendapatan dan kesejahtaraan negara maju dengan negara berkembang dapat dikurangi sekaligus dapat pula menyelamatkan lingkungan yang saat ini telah berada diambang kehancuran yang ditandai dengan telah terjadinya perubahan iklim global dan meningkatnya permukaan air laut.

02 April 2008

Otto Sumarwoto in Memoriam

Indonesia Kembali kehilangan pendekar Lingkungan. Seorang putra bangsa yang dalam hidupnya selalu berusaha berjuang untuk menyelamatkan kondisi Lingkungan hidup Indonesia yang saat ini perlahan-lahan berjalan menuju ke titik kehancurannya...

Selama Jalan Otto Sumamarwoto Sang Pendekar Lingkungan semoga seluruh pengorbanan dan perjuangan untuk Lingkungan Hidup Indonesia di terima disisisi-Nya dan semoga Ilmu yang di tinggalkannya akan bermanfaat bagi perjuangan generasi selanjutnya dalam menjaga dan memertahankan kelestarian Lingkungan Hidup Indonesia......

......

Otto Soemarwoto menyelesaikan pendidikan Sekolah
Rakyat (Sekolah Dasar) di Temanggung (1941) dan MULO
di Yogyakarta (1944). Anak keenam dari 13 bersaudara
pegawai DPU zaman Belanda, yang bercita-cita jadi ahli
pertanian, ini sempat nyasar menjadi pelaut, hanya
karena senang melihat kaapal. Dia memasuki Sekolah
Tinggi Pelayaran di Cilacap (1944). Lalu dia sempat
menjadi Mualim Kapal Kayu (1944-1945).

Namun cita-citanya menjadi ahli pertanian tak pernah
padam. Maka selepas menamatkan SMA di Yogyakarta
(1947), dia mendaftar di Fakultas Pertanian Klaten.
Namun, tiba-tiba, Belanda datang menyerbu, Otto
bergabung ke TRIP (1948-1949). Setelah situasi tenang,
tahun 1949 dia kuliah di Fakultas Pertanian UGM, dan
lulus dengan cum laude (1954). Kemudian dia pun sempat
mengajar di almamaternya. Sebelumnya, 1952, dia sudah
menjadi Asisten Botani Fakultas Pertanian UGM.

Setelah lulus sebagai insinyur pertanian dari UGM, dia
menjabat Asisten Ahli FP UGM (1955). Kemudian setelah
meraih gelar Doktor filosofi tanaman (Plant
Physiology) dari Universitas California, Berkeley, AS
dengan disertasi: "The Relation of High Energy
Phospate to Ion Absorption by Excised Barley Roots"
(1960), dia pulang ke tanah air, kembali ke UGM. Kala
itu, dalam usia relatif muda, 34 tahun, dia diangkat
menjadi guru besar (termuda) di UGM. Dia Guru Besar
Ilmu Bercocok Tanam, Fakultas Pertanian & Kehutanan
UGM (sejak 1960).

Saat kuliah di Universitas California, Berkeley, AS,
itu pula, Otto berkenalan dengan Idjah Natadipradja
yang kemudian dinikahinya tahun 1956 dan dan
dikaruniai tiga anak.

Perihal nama depannya, Otto, juga muncul ketika dia
kuliah di Amerika. Kala itu banyak orang bertanya
mengapa dia hanya punya nama keluarga, Soemarwoto.
Akhirnya, daripada repot-repot menjelaskan ditambahlah
namanya menjadi Otto Soemarwoto.

Namun setelah pulang ke Bandung, dengan memakai nama
Otto itu, banyak orang menyangka dia orang Sunda.
Walaupun bagi Otto, kesukuan adalah cerita lama. Namun
dia selalu merasa beruntung beristerikan Idjah
Natadipraja, puteri Sunda. Paduan Jawa-Sunda membuat
meja makan nyaris selalu lengkap dengan tahu tempe dan
sayuran.

Setelah beberapa tahun mengajar di UGM, kemudian, Otto
dipercaya menjadi Direktur Lembaga Biologi Nasional
(LBN) di Bogor (1964-1972). Di sini dia mendalami
biologi, terutama biologi molekuler -- bidang yang
memerlukan peralatan rumit dan mahal. Saat mendalami
biologi ini, dia makin tertarik pada ekologi
lingkungan, kendati masih terbatas pada ekologi
tumbuh-tumbuhan.

Pada saat bersamaan, dia juga menjabat Direktur SEAMEO
(South East Asia Ministers of Education Organization)
dan Biotrop Bogor (1968-1972). Lalu, sejak 1972, dia
aktif sebagai Guru Besar Tata Guna Biologi Unpad.
Selain itu, dia juga menjabat Direktur Lembaga Ekologi
Unpad (1972).

Lembaga ini didirikannya sejak 23 September 1972
dengan berbagai keterbatasannya, baik anggaran maupun
tenaga. Semula, hanya dikelola tiga orang, termasuk
Idjah Natadipradja, isterinya sendiri. Peralatan pun
hanya pensil, kertas, dan mistar. Sampai akhirnya
menjadi Lembaga Ekologi yang patut dibanggakan oleh
Unpad. Lembaga ini begitu populer dengan banyaknya
masalah yang diolah, serta banyak cerita yang
dipublikasikan.

Lembaga Ekologi Unpad ini kemudia berubah nama menjadi
Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan
(PPSDAL). Otto juga menjabat sebagai kepala. Dia
mengabdi di lembaga penelitian itu lebih dari 20
tahun. Lembaga ini bahkan sempat sebagai salah satu
pelaksanaan resolusi Konferensi Stockolm.

Sejak memimpin lembaga itu, Otto dikenal sebagai
seorang ahli yang sering melontarkan pernyataan
kontroversial. Sampai-sampai dia diumpamakan sebagai
tokoh wayang, Bratasena. Salah satu contoh, ketika
kemacetan kawasan Puncak, Bogor, diributkan, dengan
santainya ia mengatakan,"Biar saja Puncak macet, tidak
usah dibenahi. Lama-lama orang kan bosan ke sana."

Selain itu, pada 1993, diluar dugaan banyak temannya,
Otto bergabung dengan Business Council for Sustainable
Development yang diketuai Bob Hasan, tokoh bisnis yang
dikenal kontroversial dan sangat dekat dengan penguasa
Orde Baru. Otto sadar bisa dituduh jual diri dengan
menerima jabatan direktur eksekutif di lembaga yang
melibatkan Bob Hasan itu.

Tapi, Otto punya alasan, bukanlah soal ekonomi. Saat
itu, ia melihat ada usaha dari pengusaha ke arah yang
baik. Masalah lingkungan juga menciptakan bisnis baru,
seperti teknologi pengolahan limbah, teknologi
pengurangan asap dan bau.

Pada 1980, Otto juga berkesempatan sebagai Guru Besar
Tamu di Universitas California, Berkeley, AS. Selain
itu, Otto juga aktif sebagai anggota Board of
Directors, International Institute for Environment and
Development, New York dan London (1971-1978). Juga
anggota Executive Board, International Union for
Conservation of Nature and Natural Resources, Swiss
(1972-1976) dan anggota Dewan Redaksi Journal of
Environmental Conservation Zurich, Swiss. Anggota
Dewan Redaksi Journal of Agriculture and Environment,
Den Haag, Nederland (1974) dan anggota Commission on
Ecology, Swiss (1980).

Ketika pensiun 1 Maret 1999, dengan jabatan terakhir
Kepala Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan
Lingkungan (PPSDAL) Unpad, Otto mewariskan delapan
doktor dan sejumlah master. Dia digantikan oleh Dr
Nani Djuangsih.

Saat pensiun itu, Otto menerima "hadiah mewah" dari
rekan-rekannya berupa seminar besar yang dihadiri 400
undangan. Sampai-sampai Menteri Lingkungan Hidup kala
itu, Emil Salim berujar: "Saya kagum dengan cara
pensiun Pak Otto, yang dilengkapi seminar, diberitakan
di koran. Ini bukti bahwa Otto tidak sendirian dalam
mengembangkan karir dan ilmunya."

Kepakarannya tentang lingkungan tidak hanya diakui di
dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Tertbukti,
1993, Otto memperoleh gelar doktor honoris causa dari
Wageningen Agricultural University, Belanda, karena
dinilai berjasa mengembangkan konsep pekarangan dan
pemikiran tentang kaitan hutan dan lingkungan.

Kala itu, Otto mengingatkan pemilik hutan tropik dan
nontropik, bahwa penyusutan hutan tropik hanya 0,5
juta kilometer persegi, sedangkan hutan nontropik
sudah menyusut 6,5 juta kilometer persegi.

Setelah pensiun, bukannya Otto berhenti dari aktivitas
keilmuannya. Ia terus mengajar di Unpad, UI dan UGM,
pembicara di berbagai seminar dan diskusi. Bahkan pada
perayaan ulang tahun kelahirannya yang ke-80, Otto
didaulat menyampaikan ceramah umum yang dihadiri
sejumlah tokoh dan sivitas akademika Universitas
Padjajaran.

Bahkan setelah pensiun , Otto masih saja rajin membaca
dan menulis. Karya tulisnya yang terakhir adalah Atur
Diri Sendiri: Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Yogyakarta, UGM Press (2001).

Sebelumnya, dia telah meluncurkan berbagai buku dan
karya tulis, di antaranya: The Alang-Alang Problem in
Indonesia, paper, the Tenth Pacific Science Congress,
Honolulu, AS, 1961; Problems of High School Biology
Teaching in Indonesia, Kadarsan Sampoerno & O.
Soemarwoto, IUCN Publications, 1968; Ecological
Aspects of Development, Elsevier Publishing Co.,
Amsterdam; Prinsip Sistim Penafsiran Pengaruh
Lingkungan, Bandung, Lembaga Ekologi Unpad (1974);
Environmental Education and Research in Indonesian
Universities, Singapore, Maruzen Asia; Jaring-Jaring
Kehidupan Mengenai Amdal, Indrapress, 1981; Ekologi
Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta, Djambatan
(1983); dan Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan
Global, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama (1991).

Atas berbagai pengabdiannya, Otto telah menerima
Bintang Mahaputra Utama (1981), Satyalencana Kelas I
(1982), dan Order of the Golden Ark dari Negeri
Belanda.

HUT Ke-80
Dalam rangka HUT ke-80 Prof. (Em) Otto Soemarwoto,
PhD, Unpad mendaulatnya memberikan ceramah umum
bertema: “Pembangunan Berkelanjutan : Antara Konsep
dan Realita” di Aula Unpad, Bandung , 20 Februari
2006 pkl. 10.00 WIB.

Undangan yang hadir, antara lain Ir. Rachmat Witoelar,
Menteri Negara Lingkungan Hidup RI beserta Ibu Erna
Witoelar (Duta Besar Khusus PBB untuk Millenium
Development Goals/Kawasan Aisa Pasifik) dan para
Deputi di Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan
Hidup. Juga hadir Walikota Bandung dan Walikota
Cimahi, para Pimpinan Universitas, Fakultas dan
Lembaga Unpad, para Anggota Dewan Penyantun dan para
Guru Besar Unpad, serta para Pimpinan dan Peneliti
Lembaga Ekologi/PPSDAL Unpad.

Rektor Unpad Prof. H. A. Himendra Wargahadibrata, atas
nama civitas akademika Unpad, dalam pidato sambutannya
mengatakan peringatan HUT yang diisi dengan ceramah
umum bagi para tokoh yang berjasa bagi pengembangan
ilmu pengetahuan, merupakan apresiasi sebagai
penghormatan atas jasa/pengabdian para tokoh yang
mudah-mudahan dapat menjadi suri tauladan bagi kita
semua.

Rektor Unpad mengatakan bahwa Prof. Otto telah dikenal
sebagai tokoh nasional dan internasional dibidang
lingkungan hidup. Banyak karya dan buah pemikiran
Prof. Otto yang telah disumbangkan baik untuk
kepentingan Unpad maupun nasional. Di Unpad,
khususnya, beliau adalah perintis/pendiri Lembaga
Ekologi Unpad yang kini menjadi Pusat penelitian
Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PPSDAL) yaitu lembaga
pertama di lingkungan pendidikan tinggi di Indonesia
yang memfokuskan diri pada isu-isu lingkungan hidup.

Prof. Otto merupakan tokoh yang melahirkan Pola Ilmiah
Pokok Unpad yaitu Bina Mulia Hukum dan Lingkungan
Hidup. Hingga saat ini maupun masa yang akan datang
PIP Unpad dipandang masih relevan dalam mendorong
kemajuan Unpad dalam mendukung pembangunan nasional.

Bidang Ilmu Lingkungan Hidup harus terus dikembangkan
dan dilanjutkan oleh para penerusnya. Saya melihat,
pendekatan Multidisclipinary Sciences berbasis ilmu
Lingkungan Hidup harus dikembangkan, seperti :
Komunikasi Lingkungan, Psikologi Lingkungan dan aspek
keilmuan lainnya.

Salah satu yang menonjol serta telah menjadi isu
internasional dalam persoalan lingkungan hidup yang
berhubungan dengan bidang ilmu lainnya baik Ilmu
Sosial maupun Ilmu-ilmu Eksakta adalah masalah
Development of Traditional & Indigenous Knowledge dan
Education for Sustainable Development. Permasalahan
ini selayaknya terus diperhatikan secara cermat untuk
dikaji dan dikembangkan lebih dalam khususnya oleh
Lembaga Ekologi/PPSDAL Unpad.

Hal tersebut merupakan bagian penting dalam memenuhi
tuntutan persoalan yang terus berkembang di
tengah-tengah masyarakat. Sebagai insan akademik kita
turut memberikan kontribusi bagi bangsa dan masyarakat
sesuai spirit dan nilai-nilai Tri Dharma Perguruan
tinggi.

Ceramah Umum yang disampaikan oleh Prof. Otto, kata
Himendra, merupakan bukti bahwa diusianya yang telah
lanjut, beliau tetap produktif dan tetap mempunyai
semangat tinggi untuk menyumbangkan pemikirannya bagi
kita semua.
Masalah Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development) yang diangkat pada Ceramah Umum ini
merupakan tema yang sangat menarik untuk dibahas,
mengingat kompleksitas permasalahannya ditengah-tengah
krisis bangsa yang multidimensi. Pembangunan
berkelanjutan harus dihadapi dan disikapi secara arif
dan bijaksana, konsisten, menjunjung tinggi aspek
hukum, sosial, dan kemanusiaan, serta melibatkan semua
elemen pembangunan secara holistik/integratif.


Dikutip dari milis lingkungan@yahoogroups.com yang dikirim oleh Djuni Pristiyanto

26 Maret 2008

Hutan Sebagai "Jatidiri"

Di dalam rimba ilmu di timba
Ilmu diri dan tahu diri
Ilmu alam semula jadi
Ilmu tempat berkaca diri

Alam besar kita perkecil
Alam kecil kita habisi
Tinggal alam dalam diri
Bagaikan pohon Enak Alam
Pohon putih Padang Gelebu
Pohon pembawa undang-undang
Pohon pembawa sunnah nabi
Pohon bertunggu dengan "Akuan"
Pertama akuan Burung Putih warna Beralih
Kedua bernama Akuan Sidi
Ketiga bernama Akuan Sakti

Bertempat-tempat letak diamnya
Bertampat-tempat letak kuasanya
Bagaikan kayu Endak Endang
Kayu Alam semula jadi

Kayu menjadi batang tubuh
Batang tubuh anak cucu Adam
Sejak Alam mula jadi
Di Bumi selebar dulang
Di Langit sekebang payung
di Tanah sekepal mula jadi
Di situlah alamat tegal
Di situ asal bermula
Di situ manusia diam

Alam menyatu dengan tubuh
Tubuh menyatu dengan alam
Rusak alam binasa tubuh
Rusak tubuhu binasa alam

Menyatu tidak berbelah bagi
Jatuhnya tidak berantara

Dekatnya tidak berjarak
Di dalamnya pohon berdiri
Di dalamnya tubuh berdiri
Cukup lengkap dengan adatnya
Cukup lengkap dengan undangannya

Karena, Lahir pantang larang
Pantang merusak menebas hutan
Pantang merusak suak dan sungai
Pantang merusak tokong dan pulau
Pantang merusak tasik dan pulau
Pantang merusak kayu dan kayan
Pantang merusak hewan di rimba

Yang merayap biar merayap
Yang melata biar melata
Yang bersayap biarlah terbang
Yang menaruk biar menaruk
Yang di air biar berenang
Yang di darat biar melata
Yang di awang-awang biarlah terbang

Supaya kekal alam semua
Supaya tidak tumbuh bala bencana
Supaya alam tidak padam
Supaya gelap tidak kan melap
Supaya terang jadi benderang
Supaya hidup berkepanjangan
Supaya mati berkasih sayang
Supaya anak cucu merasa senang
Supaya dunia kekal berkembang
..................................................dst

Tenas Effendy 1986

25 Februari 2008

Hutan Sebagai Sandaran Hidup

Mencari makan ke hutan
Mencari nafkah ke rimba

Hutan dijaga beradat lembaga
Hutan dikawal berasal usul
Hutan menjadi sandaran hidup
Hidup berumah pelepas susah
Hidup berkampung tempat bertundung
Hidup berbanjar tempat bersandar
Hidup bernegeri tempat mencari

Hutan tempat orang bertumpu
Hutan tempar menebus malu
Hutan tempat ramu meramu
Hutan tempat buru berburu
Hutan dijaga hilir dan hulu

Dikundungkan dengan aib dan malu
Seiya sekata sejak dahulu

Tenas Effendy

20 Februari 2008

Hutan Sebagai Simbol Kepemimpinan

Kalau hendak tahu sifat pemimpin
Tengok-tengok kayu di rimba
Kayu besar berkayu kecil
Kayu kecil beranak laras

Kayu besar berdaun rimbun
Tempat berteduh segala makhluk
Kayu besar berdahan kukuh
Tempat bergantung segala makhluk
Kayu besar berbatang besar
Tempat bersandar segala makhluk
Kayu besar berakar kuat
Tempat bersila segala makhluk
Kayu besar bercabang-cabang
Dari cabang keluar ranting
Dari ranting keluar kuntum
Dari kuntum keluar bunga
Dari bunga keluar putik
Yang putik menjadi buah
Buah berguna bagi semua makhluk


Tenas Effendy

18 Februari 2008

Hutan Sebagai Contoh Teladan

"Kalau hendak tahu ragam manusia
Tilik dan simak kayu di rimba

Ada yang lurus ada yang bengkok
Ada yang condong ada yang tegak
Ada berbongkol ada yang licin
Ada yang berduri ada yang tidak
Ada yang gatal ada yang miang
Ada yang hidup tindih menindih
Ada yang hidup pilin berpilin
Ada yang hidup belit membelit
Ada yang hidup himpit menghimpit
Ada yang hidup jalar menjalar
Ada yang hidup tumpang menumpang
Ada yang hidup menumpang sampai mati
Ada yang hidup melati tanah
Ada yang hidup menjadi pucuk

Demikian laku manusia
Dari dahulu sampai sekarang

(Tenas Effendy)

14 Februari 2008

Hutan

"yang disebut hutan rimba
hutan lebat asal muasal
hutan lebat semula jadi
hutan tumbuh tidak ditanam
hutan besar dengan pelihara
hutan lebat berpagar adat
hutan disebut rimba gana
hutan disebut rimba lebat
hutan disebut rimba raya
hutan disebut belantara

di sanalah hak didirikan
di sanalah adat ditegakkan
di sanalah undang dibesarkan
di sanalah pantang laranga dipaksakan"

Rimba tidak boleh rusak binasa
Hutan tidak boleh dianiaya
Hutan tidak boleh dibiga-biga

(Tenas Effendy, Pekanbaru 1986)

Rencana tulisan baru

Dear rekans

Kedepan saya berencana akan menyalin beberapa tulisan yang akan memuat pusi-pusi yang ditulis oleh Tenas Effendy yang merupakan sastrawan Riau. Karya sastra tersebut berisikan ungkapan adat riau tentang hutan belantara.

semoga beberpa tulisan kedepan ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi kita

salam

yeeri

09 Februari 2008

KAWASAN BERGAMBUT DAN UU NO 26 TAHUN 2007

Bila kita meletakkan telur-telur di jalan, maka kita harus siap menanggung resiko karena diinjak orang atau dilindas mobil. Itulah kalimat keramat dari sobat saya BB Siregar, ketika mengomentari investor yang dengan bangganya bermain-main dengan lingkungan. Sudah banyak investor perkebunan, karena terbuai dengan istilah otonomi daerah, terperosok dalam masalah tumpang tindih kawasan hutan. Begitu pula dengan kawasan bergambut, masyarakat dan LSM (contoh: baru-baru ini Green Peace sudah beraksi di Riau), dan juga Pemerintah sudah mulai mempermasalahkan pemanfaatan kawasan ini. UU No 24 Tahun1992 tentang Penataan Ruang , belum mengatur sanksi. Pada saat itu, sanksi untuk pelanggaran tata ruang dikaitkan dengan UU No 23 Tahun1997 tentang LH. Pada UU No 26 Tahun 2007 yang merupakan pengganti UU No 24 Tahun1992, dengan jelas mengatur sanksi pidana badan dan denda terhadap pelanggaran tata ruang. Pengenaan sanksi bukan hanya pada perseorangan atau perusahaan dan pengurusnya, tapi juga kepada pejabat pemerintah yang bersalah

KAWASAN BERGAMBUT
Dalam UU No 26 Tahun 2007 disebutkan bahwa berdasarkan fungsi utamanya, kawasan dibedakan menjadi kawasan lindung atau budidaya. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Selanjutnya pada UU ini dijelaskan bahwa yang termasuk kawasan lindung adalah antara lain kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, antara lain kawasan hutan lindung, kawasan bergambut dan kawasan resapan air.
Adapun pengertian kawasan bergambut, adalah tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter atau lebih yang terdapat di hulu sungai dan rawa. Perlindungan terhadap kawasan bergambut dilakukan untuk mengendalikan hidrologi wilayah, yang berfungsi sebagai penambat air dan pencegah banjir serta melindungi ekosistem yang khas di kawasan yang bersangkutan (Keppres No. 32 Tahun 1990 dan PP No 47 Tahun 1997).

CIRI-CIRI SPESIFIK
Ciri-ciri spesifik ekosistem kawasan bergambut adalah memiliki potensi alami yang sangat peka terhadap setiap sentuhan pembangunan yang merubah pengaruh perilaku air (hujan, air sungai dan air laut). Kawasan ini juga besifat terbuka untuk menerima dan meneruskan setiap material (slurry) yang terbawa dalam air, baik bersifat hara mineral, zat atau bahan berat maupun energi lainnya. Selain itu, kawasan ini berperan sangat penting dalam mengatur keseimbangan hidup setiap ekosistem darat di hulu dan sekitarnya serta setiap ekosistem kelautan di hilirnya (Kepmen LH No 5 Tahun 2000).

PENATAAN RUANG
Menurut UU No 26 Tahun 2007, disebutkan bahwa penataan ruang wilayah nasional, provinsi dan kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang dan komplementer. (Pasal 6 ayat 2). Penyelenggaran penataan ruang dilaksanakan oleh seorang Menteri. Dalam kaitan ini, yang dimaksud Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang penataan ruang (Pasal 1 ayat 34).
Wewenang pemerintah daerah provinsi dalam penyelenggaraan penataan ruang antara lain melakukan pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap kabupaten/kota serta kerjasama penataan ruang antarprovinsi.
Penetapan rancangan peraturan daerah provinsi tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dan rencana rinci tata ruang, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan substansi dari Menteri. Begitu pula untuk kabupaten/kota juga harus mendapat persetujuan substansi dari Menteri setelah mendapat rekomendasi dari Gubernur

PEMBATALAN
Pada UU No 26 Tahun 2007 ini disebutkan bahwa izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenanngan masing-masing. Selain itu, izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan atau diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar batal demi hukum.
Adapun izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan izin ini dapat dimintakan penggantian yang layak kepada instansi pemberi izin.

SANKSI
Adapun sanksi pidana yang diterapkan sesuai UU ini antara lain adalah sebagai berikut
Setiap orang yang tidak menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan yang mengakibatkan perubahan fungsi ruang dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) (Pasal 69 ayat 1)
Dalam hal pidana dilakukan oleh suatu korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda tersebut di atas. (Pasal 74 ayat 1)
Setiap orang yang menderita kerugian akibat tindak pidana sebagaimana dimaksud pada pasal-pasal tersebut di atas, dapat menuntut ganti rugi secara perdata kepada pelaku tindak pidana (Pasal 75 ayat 1)
Setiap pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

. PENUTUP
- Pemanfaatan lahan bergambut untuk pengembangan budidaya perkebunan harus dihindari, karena disamping tidak ramah lingkungan, juga akan menuai kecaman dari berbagai pihak. Selain itu, dengan terbitnya UU No 26 Tahun 2007, pemanfaatan lahan ini akan dijerat dengan sanksi yang berat baik pidana maupun denda terhadap pengurus dan perusahaan serta pejabat pemerintah yang menerbitkan izin pada lokasi tersebut.
- Pemanfaatan lahan bergambut untuk pengembangan budidaya perkebunan meninggalakan tapak yang sulit dihapus, dan dapat menjadi dosa turunan. Bila terjadi bencana misalnya banjir, kebakaran, kekeringan dan intrusi air laut akan menggugah masyarakat di hilir, LSM dan mungkin pemerintah cenderung menuduh (walaupun belum tentu kebenarannya) perusahaan sebagai penyebab bencana alam tersebut.

( Yudianto, Jakarta, 08 Januari 2007)

FOLLOWERSHIP

Masih ingat kisah Asterix dan Obelix? Ya, mereka adalah dua ksatria dari Galia yang memiliki kekuatan dari ramuan ajaib dan senantiasa membuat pasukan Romawi kocar-kacir. Suatu ketika dikisahkan Asterix, Obelix, dan sang dukun Panoramix memasuki suatu daerah yang diduduki oleh sebuah pasukan musuh yang sangat kuat. Hitung punya hitung, tiga orang Galia ini bisa saja mengalahkan seluruh pasukan tersebut dengan bantuan ramuan ajaib, namun karena sifat dari ramuan ajaib ini temporer, mereka khawatir akan kehabisan ramuan ajaib itu sebelum mereka bisa membereskan seluruh prajurit yang ada.

Akhirnya Panoramix menawarkan sebuah ide cemerlang. Daripada memberikan ramuan ajaib kepada Asterix dan dirinya (Obelix tidak pernah diberi ramuan ajaib karena pernah terjatuh ke panci berisi ramuan itu pada saat masih bayi), Panoramix justru bermaksud memberikan ramuan tersebut kepada beberapa pengawal musuh. Mengapa? Di sinilah cerdiknya Panoramix. Segera setelah meminum ramuan ajaib Panoramix, para pengawal tersebut merasa bahwa mereka bisa mengalahkan seluruh pasukan yang ada dan mendapatkan kekuasaan mutlak atas pasukan tersebut. Namun karena ada beberapa orang pengawal yang memiliki khasiat dari ramuan ajaib tersebut, maka terbentuklah kelompok-kelompok yang masing-masing mendukung salah satu dari pengawal yang sudah meminum ramuan ajaib tadi. Selanjutnya, mudah ditebak. Seluruh pasukan tersebut saling berebut kekuasaan sehingga akhirnya tercerai-berai dan kocar-kacir dengan sendirinya. Asterix, Obelix dan Panoramix pun berhasil meloloskan diri dengan mudah.

Kisah di atas memang menggelikan, namun sesungguhnya menyampaikan pesan yang sangat mendalam mengenai pentingnya followership atau kemampuan untuk menjadi pengikut. Topik mengenai followership sangat jarang dibahas dibandingkan leadership. Anda bisa dengan mudah mencari buku tentang leadership, namun akan kesulitan menemukan buku tentang followership. Demikian pula sangat banyak pelatihan dan seminar mengenai leadership tapi hampir tidak ada pelatihan atau seminar mengenai followership. Alasannya cukup jelas, kebanyakan orang ingin menjadi pemimpin seperti para pengawal tadi. Hanya saja ramuan ajaib yang digunakan bukanlah ramuan ajaib buatan Panoramix yang bila diminum langsung membuat tubuh kuat. Ramuan ajaib yang digunakan kita sekarang adalah kapabilitas yang kita bangun baik melalui pendidikan, pelatihan, networking dan kapital ataupun modal. Sebaliknya, menjadi seorang pengikut tidak membutuhkan ramuan ajaib.

Setiap orang bisa menjadi pengikut yang baik..., begitulah kira-kira mitos yang berkembang selama ini. Namun seperti mitos pada umumnya, pemahaman demikian tidaklah selalu benar adanya. Mengapa dibutuhkan sebuah keahlian untuk menjadi pengikut? Sebuah paradoks bukan? Seseorang menjadi pengikut, karena orang tersebut tidak memiliki kemampuan untuk memimpin. Begitulah kira-kira penjelasan logis dari pernyataan di atas. Hmm, menurut hemat saya, pendapat tersebut tidak sepenuhnya tepat. Mungkin benar bahwa menjadi follower tidak lebih sulit dibandingkan menjadi leader, namun agar seseorang bisa menjadi leader, maka ia membutuhkan follower bukan? Bahkan pada kenyataannya, seorang leader yang baik sesungguhnya juga merupakan seorang follower yang baik.

Alexander Agung belajar dengan tekun dan menjadi follower yang baik kepada gurunya Aristoteles; Pandit J. Nehru, salah satu perdana menteri terbaik yang pernah dimiliki India, merupakan follower setia Mahatma Gandhi. Mungkin anda bertanya-tanya, bila seseorang terus-menerus menjadi pengikut bagaimana ia bisa memiliki kemampuan untuk memimpin? Di sinilah perlunya kita memahami followership dengan benar.

Seorang follower yang baik bukan hanya mengikuti pemimpinnya seperti kerbau dicocok hidung, melainkan ia memahami, menghayati dan menjiwai visi dari sang pemimpin tersebut. Ia mempelajari semua karakter dan kapabilitas yang dimiliki oleh sang leader sehingga ia sebenarnya sedang berada di dalam gemblengan sang leader seperti halnya Gatotkaca berada di kawah Chandradimuka. Pada saat yang tepat, sang follower akan meneruskan tongkat kepemimpinan dari sang leader dan bila saat itu tiba, maka sang follower sudah sangat siap untuk menggantikan leader-nya.

Followership merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses pembentukan pemimpin masa depan. Para Jenderal menjadi ajudan pendahulunya sebelum akhirnya ia menjadi Jenderal sesungguhnya. Tentu saja calon Jenderal tersebut tidak akan dipromosikan menjadi Jenderal bila pada masa-masa ia menjadi ajudan tidak menjadi follower yang baik melainkan seorang pembangkang sejati. Pasti Jenderal atasannya sudah menghukum bahkan memecat ajudan calon Jenderal tersebut.

Di perusahaan-perusahaan Jepang, followership merupakan tradisi. Seorang Direktur akan ditugaskan menjadi ajudan Direktur pendahulunya. Calon Direktur tersebut akan ikut dalam semua pertemuan sang Direktur bahkan untuk pertemuan empat mata sekalipun. Hal ini sangat kontras dengan kenyataan bahwa banyak petinggi perusahaan dan pemerintahan di negara kita yang bahkan tidak tahu apa visi dan program kerja yang ditinggalkan oleh pendahulunya sehingga begitu ia menjabat, hal pertama yang dipikirkannya adalah membuat visi dan program baru. Bahkan beberapa perusahaan-perusahaan modern telah menerapkan follwership ini untuk mencetak para pemimpin dan Chief Executive Officer (CEO) yang hebat.

Mc Donald mengharuskan para pembeli franchise-nya untuk magang dan bekerja mulai dari sebagai petugas cleaning service, padahal orang tersebut adalah pengusaha yang memiliki modal miliaran rupiah untuk membeli sebuah franchise Mc Donald. Contoh yang paling fenomenal barangkali Jack Welch, mantan CEO General Electric yang pernah dinobatkan sebagai executive nomor satu dunia tersebut memulai karirnya untuk menjadi CEO dengan menjadi apprentice selama enam tahun dari CEO sebelumnya yaitu Reg Jones.

Baiklah, mungkin para pembaca masih bertanya-tanya, bagaimana dengan para pemimpin yang benar-benar harus menjadi pelopor sejak dari awal? Bagaimana dengn Gandhi, Walt Disney atau Sidharta Gautama yang tidak memiliki pendahulu? Sesungguhnya mereka tetap pernah menjadi follower. Hanya saja dalam kasus pemimpin perintis seperti mereka yang menjadi 'pembimbing' yang harus mereka ikuti bukanlah manusia, melainkan sesuatu yang lain. Untuk Gandhi yang menjadi pembimbingnya adalah tekadnya yang kokoh untuk membawa India merdeka (di samping buku dan kitab yang dipelajarinya). Untuk Walt Disney, yang menjadi pembimbingnya adalah impiannya yang kuat untuk melihat anak-anak yang bahagia. Dan untuk Sidharta Gautama, kegalauannya akan kepincangan yang ada di dalam masyarakat di sekitarnya telah menuntunnya untuk mendapatkan enlightenment atau pencerahan.

Apakah Anda bercita-cita untuk menjadi seorang pemimpin hebat suatu saat nanti? Siapkanlah diri Anda dari sekarang. Pastikan Anda menjadi seorang follower yang tulus. Suatu saat, akan tiba waktunya bagi Anda untuk menampilkan diri Anda sebagai seorang true leader. Pada saat itu Anda telah benar-benar siap karena sebelumnya Anda pernah menjadi seorang genuine follower.

(Sebuah perenungan bersumber dari: Lionmag Edisi Desember 2007, ditulis oleh Jemy V. Confido)