12 Juli 2011

Gandum Dan Ilalang

Gandum dan ilalang adalah dua tanaman yang sangat mirip, tetapi sebenarnya fungsinya sangat berbeda.

Gandum adalah makanan pokok yang sangat berguna bagi manusia, sedangkan ilalang sama sekali tidak berguna.

Bahkan ilalang lebih banyak menyerap sari makanan dari tanah, sehingga mengganggu pertumbuhan gandum.


Sayangnya ilalang dan gandum baru dapat dibedakan ketika bulir-bulir-nya ke-luar.

Ilalang yang dicabut sebelum waktunya bisa membuat gandum turut tercabut.

Satu-satunya cara memisahkan ilalang dan Gandum adalah dengan menunggunya sampai saat menuai tiba.

Persis seperti ilalang dan gandum, begitulah orang jahat tetap dibiarkan hidup di dunia ini bersama orang baik, meski mereka membawa penderitaan bagi orang-orang baik.

Alam ini akan memperlakukan sama pada seluruh ciptaan-Nya, baik kepada orang yang berbuat jahat atau yang berbuat baik.

Tuhan masih memberi kesempatan kepada yang jahat supaya bertobat dan bisa memperoleh kesadaran.

Tuhan juga memberi kesempatan kepada yang baik untuk terus bertumbuh dalam kasih kepada orang lain (terutama kpd yg jahat) sehingga lewat hidupnya, ia memberi dampak positif kepada hidup orang lain..

Kita telah diajar untuk panjang sabar mengikuti filosofi Gandum dan Ilalang ini

Karena segala sesuatu ada waktunya;

Kita harus memberi kesempatan kepada setiap orang untuk berubah dan bertumbuh lebih baik, bukannya cepat2 menghakimi dan bahkan menghukum-nya .

Percayalah, pada waktunya nanti, Tuhan pasti akan membedakan mana yg kualitas "gandum" dan mana yg "ilalang".

Selamat pagi..

Jadilah "gandum" dlm kehidupanmu..

Sumber: Anonymous
Beranigagal.com

05 Juli 2011

Apple University dan Corporate Learning Center

Steve Jobs, pendiri dan sekaligus CEO Apple, mungkin adalah figur bisnis yang paling bertanggungjawab atas hadirnya karnaval inovasi tanpa henti dari pabrikan Apple. Produk-produk indah nan legendaris macam iPad dan Mac terus muncul, dan kemudian melambungkan Apple sebagai perusahaan paling berharga di dunia (market value Apple jauh meninggalkan IBM dan Microsoft; dan hanya kalah dari raksasa minyak Exxon).

Namun Steve Jobs juga manusia. Ia kelak akan mati. Dan ia sadar itu, apalagi kini ia telah terserang penyakit kanker. Lalu, bagaimana nasib Apple sepeninggal sang maestro-nya? Apakah perusahaan itu akan tetap terus berdansa ketika sang dirigen telah tertidur lelap selamanya?

Pertanyaan itu acap hadir ketika sebuah perusahaan punya CEO atau leader yang melegenda. Kalau CEO-nya yang hebat telah pensiun atau too old, lalu apakah kinerja bisnis akan tetap cemerlang?

Steve Jobs mencoba menjawab pertanyaan itu dengan melaksanakan projek ambisius terakhirnya sebelum ia pensiun : yakni membangun Apple University.

Sejatinya upaya Apple membangun corporate university ini tergolong lambat. Banyak perusahaan global lain telah lama memilikinya, seperti GE, IBM dan juga Unilever. Steve Jobs sendiri selama ini lebih fokus pada inovasi pengembangan produk, serta “membajak dan meng-hire” personil-personil hebat dari luar Apple. Ia jarang melakukan upaya sistematis untuk mencetak dan mengembangkan future leaders Apple.

Namun kian tua, ia kian sadar. Apple harus hidup seribu tahun lagi, mesti ia kelak harus wafat. Misi suci Apple University cuman satu : bagaimana Apple bisa tetap seperti Apple, meski Steve Jobs telah mangkat. Begitulah, ia kemudian merekrut salah satu guru manajemen terbaik dari Harvard yang diberi tugas untuk membangun Apple University dan kemudian mewujudkan impiannya : terus melestrasikan kejayaan Apple melalui pengembangan SDM yang kredibel.

Konsep Corporate University atau Corporate Learning Center merupakan inisiatif yang kian penting untuk memastikan proses regenerasi leadership yang handal dan sistematis. Di tanah air, ada dua contoh organisasi yang bisa disebut telah berhasil menjalankan proses pendidikan dan regenerasi dengan amat bagus : yang satu Astra International, dan yang satunya TNI Angkatan Darat. Dua lembaga ini sama-sama memiliki track record yang cemerlang dalam mengkader, mendidik dan mengembangkan para calon pemimpin masa depan.

Inti dari corporate learning center memang sebuah upaya pendidikan dan pelatihan yang sistematis, berkelanjutan, dan selalu dikaitkan dengan proses pengembangan karir pegawai. Dengan itu, program pelatihan tidak bersifat parsial dan alakadarnya saja. Melainkan selalu diracik secara terpadu dan selalu dikaitkan dengan kebutuhan pengembangan future leaders demi mekarnya kinerja bisnis perusahaan.

Dalam corporate university ini biasanya dikembangkan kurikulum dan modul pendidikan yang berjenjang dan berkelanjutan (misal jenjang pendidikan basic management, middle management hingga level advance management untuk menyiapkan manajer-manajer senior levels). Kelulusan dari program pendidikan ini biasanya juga menjadi salah satu persayaratan para pegawai untuk bisa dipromosikan atau tidak.

Durasi program pendidikannya bisa berlangsung selama satu bulan penuh, dan juga di-selingi dengan penugasan di lapangan (jadi kombinasi antara in class room dengan project assignment dan presentasi). Beberapa perusahaan di tanah air bahkan melakukan kerjasama khusus dengan lembaga pendidikan seperti Sekolah Bisnis Prasetya Mulya atau bahkan Stanford University untuk menjalankan program pendidikan ini.

Konsep corporate university tampaknya merupakan sebuah kebutuhan yang tak terelakkan bagi banyak perusahaan. Kini mungkin saatnya bagi para pengelola SDM untuk melakukan diskusi serius dengan CEO atau pemilik perusahaan untuk memulai upaya pengembangan corporate university ini.

Para pengelola SDM jangan hanya terjebak melakukan rutinitas kegiatan pelatihan yang bersifat parsial dan bergaya hit and run (adakan pelatihan atau outbound, setelah itu tidak ada follow up yang sistematis dan terpadu).

Pengembangan SDM yang tangguh tidak bisa dilakukan dengan cara-cara kampungan semacam itu. Upaya ini harus dilakukan dengan komprehensif, cerdas dan berkelanjutan. Konsep corporate university merupakan salah satu solusi ampuh untuk hal itu.


sumber: http://strategimanajemen.net/2011/07/04/apple-university-dan-corporate-learning-center/#comment-9900

05 Mei 2011

Think Like an Entrepreneur

Salah satu pengusaha muda paling kaya di Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno bercerita soal jatuh bangun membangun usaha dan pendapatnya mengenai peluang usaha yang masih terbuka di Indonesia. Ditemui Yahoo! Indonesia di kantornya di Jakarta Selatan, Sandiaga mengaku sempat mendapatkan cobaan yang membuatnya berpikir untuk menyerah.

*T: Apa kesibukan Anda sekarang?*

J: Aku fokus di Kadin, tapi tahun ini lebih banyak ke pengembangan bisnis. Banyak waktuku habis di Saratoga tapi di Recapital juga masih menduduki jabatan. Juga sebagai komisaris di beberapa anak usaha, ikut membantu tapi nggak *day to day*, hanya *big picture* dan *strategy*, dan memantau sebagai pemegang saham.


*T: Anda kan terpilih sebagai salah satu orang terkaya dan termuda di Indonesia versi majalah Forbes, bagaimana sih kisah suksesnya?*


J: Memulai usaha itu, hampir semua orang termasuk saya tak pernah terpikir bahwa 10 atau 14 tahun ke depan akan mencapai pencapaian seperti ini. Bagi saya bisnis itu adalah *survival mode*. Betul-betul terpaksa karena di-PHK. Ada krisis tahun 1997-1998 yang memaksa banyak perusahaan melakukan PHK dan saya salah satunya. Tapi itu ternyata membuka satu peluang di tengah-tengah krisis tersebut. Kalau dilihat potretnya sekarang memang sukses tapi ketika dilihat sejarahnya, banyak jatuh bangun. Ini yang saya alami, kesulitan membangun usaha sangat terasa dalam tahun-tahun pertama sampai tiga tahun pertama.

*T: Apa perubahan yang terbesar dari karyawan menjadi pengusaha?*

J: Sebagai pengusaha, kita harus mengubah paradigma dari seorang karyawan yang biasanya-- walaupun memberi yang terbaik-- pada akhir bulan sudah dijamin dengan segala tunjangan dan gaji yang bakal ada di rekening koran. Itu membentuk sifat karyawan yang tidak suka mengambil risiko. Seorang pengusaha jatuh bangun karena bisnis penuh risiko. Kami melihat bagaimana tanggung jawab membesarkan perusahaan dan menciptakan lapangan kerja itu tidak mudah.

Pada tahun-tahun pertama itu --Recapital maupun Saratoga-- saya mengalami susahnya menjalin usaha. Sulitnya mendapatkan kepercayaan dari klien dan investor. Ada suatu periode yang cukup lama, enam bulan kami sama sekali tidak mendapat *order*. Sampai terpikir apakah benar langkah kami menjadi pengusaha? Apakah memang mental kami lebih cocok jadi karyawan?

Tapi dengan kerja keras dan pantang menyerah, alhamdulillah. Itu nasihat orang tua selalu, ketika kita kerja keras tanpa pamrih dan ikhlas, rejeki yang akan menghampiri. Itu yang kami percaya terus.

Walaupun awalnya kami susah, jatuh bangun, hampir beberapa kali tak bisa bayar gaji pegawai. Kami jalani terus dan alhamdulillah sekarang sudah bisa membiayai 2 grup, Recapital dan Saratoga. Kami sekarang punya pondasi yang kuat dan bisa memberikan pekerjaan kepada 20 ribu karyawan.

*T: Apa titik balik dari saat jatuh bangun tersebut menjadi usaha yang pondasinya kuat?*


J: Titik baliknya saya rasa sekitar 4-5 tahun setelah mulai menapak jadi pengusaha. Saya melihat bahwa ternyata kalau kita berikan 100 persen dan *full comitment *terhadap usaha hasilnya akan baik. Para pelanggan, klien, nasabah maupun investor yang mempercayai kami untuk mengelola dana maupun perusahaan yang kami beri *advice* untuk melakukan restrukturisasi bisa memberikan kepercayaan.

Melihat sosok pengusaha muda, rupanya mereka tidak serta merta menilai pengusaha muda minim pengalaman. Ternyata mereka akan memberikan kepercayaan kalau pengusaha mudanya bisa menyerap begitu banyak pengalaman, bisa menghasilkan solusi dari permasalahan keuangan dan bisnis yang mereka hadapi.

*T: Apakah Anda sempat berpikir untuk menyerah?*

J: Tahun ketiga itu memang sempat terpikir untuk meneruskan atau mundur. Waktu itu sedang susah-susahnya melihat ada klien yang tak bayar tagihan, susah memotivasi karyawan. Ada seribu pertanyaan di kepala kami, teruskan atau mundur.

Di situlah keteguhan dan loyalitas entrepreneur diuji. Apakah dia loyal terhadap tujuan menjadi entrepreneur. Tujuan saya waktu itu adalah sukses dan memberi manfaat yang lebih untuk sekitar dengan menciptakan lapangan kerja. Kalau kita fokus dan loyal di tujuan kita, insya allah kita akan mendapatkan titik balik di tujuan tersebut.

*T: Saat Anda dipecat tahun 1997, apa ketakutan terbesar saat itu?**


J: Waktu itu saya baru punya keluarga. Saya berpikir bagaimana kasih makan anak saya. Anak saya waktu itu baru berumur beberapa bulan. Saya sudah dibiasakan selama 8 tahun bekerja dan menerima *income* rutin dan nggak pusing terhadap uang belanjaan. Tiba-tiba saya mendapati kenyataan ini. Dunia betul betul gelap, pekat. Seperti nggak ada solusi.Akhirnya saya
putuskan, *survival insting* saja, kembali ke Indonesia. Saya kembali ke rumah orang tua, karena rumah saya ludes. Harta saya habis dijaminkan ke bank untuk investasi di pasar saham. Waktu itu semua saham kan jebol.

Saya putus asa, tak percaya diri, teman-teman saya memandang saya lain. Di kultur kita kegagalan dianggap sebagai akhir dari segalanya. Padahal di dunia entrepreneur, kegagalan adalah akhir dari suatu *chapter* yang baru. * Chapter* yang akan dimulai adalah dimana seseorang bisa belajar dari kegagalan dan menjadikannya sebagai anak tangga menuju kesuksesan.

*T: Siapa yang paling berjasa dalam momen kebangkitan Anda?*

J: Keluarga pastinya. Momen kebangkitan ini kalau saya nggak punya istri dan orang tua yang memberi kesempatan dan memberi dukungan, doa. Saya beruntung ketemu teman SMA saya Rosan (Rosan Perkasa Roeslani, Direktur Utama PT Recapital Advisors) dan kami memulai Recapital. Saya juga beruntung dipertemukan lagi dengan pak Edwin Suryajaya yang sudah saya kenal 5 tahun sebelumnya. Kami mulai menata bisnis apa yang menurut saya akan bisa berkembang. Bisnis yang bukan hanya survival tapi juga usaha yang akan memberi penghidupan pada orang banyak. Saya selain berhutang budi kepada ibu saya juga pada pak William Suryajaya yang memberikan mentorship selama 2 tahun intensif, tentang bagaimana pengusaha tidak hanya mencari keuntungan tapi juga menjadi aset bangsa, saya belajar banyak soal itu.

*T: Apakah peluang industri ekstraktif di Indonesia masih terbuka?**


J: Masih terbuka luas, lihat saja kita nomor satu pengekspor batubara thermal di dunia, emas mungkin nomor dua. Kakao kita nomor dua, kelapa sawit nomor satu, tembaga juga sangat potensial. Semua sumber mineral penting yang akan dipakai oleh produk industri dapat ditemui di Indonesia, semua itu belum digarap. Jadi peluangnya masih terbuka lebar. Tapi saya ingin mengajak pengusaha yang bergerak di bidang sumber daya alam untuk melihat bagaimana meng-*capture* nilai tambahnya di Indonesia. Selain memberikan pajak lebih besar, tapi juga memberi yang lebih besar kepada rakyat.

*T: Kemiskinan di Indonesia masih tinggi, bagaimana cara mengatasinya?*


J: Kemiskinan hanya bisa disolusikan dengan memberdayakan rakyat yang masih *on the bottom of the pyramids*, mereka dengan pendapatan di bawah 2 dolar sehari. Bagaimana memberdayakan mereka? Dengan memberikan peluang. Bagaimana berikan peluang? Menurut saya masalah kelompok *bottom of the pyramids*adalah peluang. Kita harus bisa menghadirkan peluang dalam bentuk akses pada *microfinance*. Tiba-tiba teman-teman di *bottom of the pyramids* ini punya alat untuk menangkap peluang tersebut.

Makanya kita sebut sekarang lebih dari 42 juta unit usaha mikro kecil menegah yang telah lahir di Indonesia. 60 persen pendapatan domestik bruto disumbang UMKM, yang disebut *bottom* itu. Nah dengan memberi *microfinance*maka tiba-tiba hadir semua peluang pada mereka. Di situ adalah cikal bakal mereka melahirkan suatu usaha yang bisa mengangkat harkat martabat mereka dan menaikkan derajat mereka dari *bottom of the pyramids* ke kelas menengah.

*T: Kuncinya wiraswasta?*

J: Kuncinya entrepreneurship. dan ini saya sudah bicara di kampus, SMA-SMA. *Think like an entrepreneur.* memang nggak semua orang harus jadi entrepreneur, tapi berpikirlah sebagai seorang wirausaha untuk mengatasi berbagai masalah dalam keseharian kita. Bagaimana kita melihat peluang yang terus ada di balik setiap krisis. Bagaimana kita menghadapi hidup dengan penuh komitmen dan tak mudah putus asa. itu kan sifat-sifat dari seorang pengusaha.

Kalau punya kemampuan hadirkan pola pikir itu kepada akademisi, birokrat, pegawai pemerintah, pegawai swasta, maka akan terbentuk* culture *kewirausahaan, maka inovasi bangsa akan meningkat dan perekonomian pada ujungnya akan menghasilkan nilai* growth rate *yang lebih tinggi untuk bangsa tersebut. Indonesia hanya punya 0,18 persen populasi yang menjadi enterpreneur, kalau tak salah kurang dari 500 ribu. Tugas kita untuk pada 2020 mencetak setidaknya 5 juta entrepreneur yang sanggup mengisi pembangunan dan menciptakan lapangan kerja.

*T: Jika masyarakat sudah menjadi entrepreneur dan sejahtera, lalu di mana peran pemerintah?*

J: Pemerintah posisinya tak seperti zaman sebelum krisis, di mana ada keterbatasan sumber daya, keterbatasan dana. Tugas pemerintah adalah menghadirkan iklim dunia usaha yang paling kondusif di mana perizinan dipermudah, anak-anak muda yang punya ide dalam hitungan 3 hari dapat meregistrasi ide tersebut dan memulai usahanya atau mendirikan perusahaannya. Kalau mendirikan perusahaan sudah dibuat begitu mudah, juga bagaimana memberikan akses permodalan yang paling baik terhadap perusahaan-perusahaan ini.

Terakhir kemampuan pengusaha untuk berinovasi, bagaimana *human capacity*pengusaha ini. Kalau tiga aspek ini bisa diberikan, pemerintah tak perlu terlalu repot memberi budget besar pada setiap sektor usaha. Cukup diberi insentif, cukup diberi iklim yang sangat ramah terhadap kegiatan dunia usaha, akan tumbuh dengan sendirinya.

*T: Apa masalah terbesar pemerintah dalam memberi iklim yang kondusif buat dunia usaha?*

J: Pemerintah juga harus menyelesaikan masalah infrastruktur yang dihadapi karena indonesia adalah negara yang infrastrukturnya sangat lemah. Mengirim barang dari Surabaya ke Jakarta lebih mahal daripada dari Surabaya ke Hongkong, padahal jaraknya sangat berbeda. Tapi karena infrastruktur lemah ini menggerus daya saing dunia usaha. Saya yakin kalau pengusaha bahu membahu dan pemerintah maka ekonomi kita bisa tumbuh 8-10 persen dan indonesia bisa menjadi bukan hanya Macan Asia tapi juara dunia dan ada beberapa pandangan bahwa Indonesia akan jadi ekonomi terbesar di Asia tahun 2050

Sumber: http://id.berita.yahoo.com/think-like-an-entrepreneur.html

13 April 2011

Jangan Biasakan Mengisi BBM Pada Siang Hari


Belakangan banyak orang yang menuduh, sebagian SPBU di Jakarta melakukan kecurangan, meskipun sudah memiliki sertifikat ‘pasti pas’.

Namun, sebelum berpikir negatif ada baiknya mengetahui bahwa mengisi BBM pada siang hari, belum pasti angka yang tertera di pompa sama persis dengan jumlah BBM yang masuk ke tangki mobil. Mengapa?

Ia, ini karena tangki di SPBU tidak memiliki kompensasi suhu di pompa BBM untuk menyesuaikan dengan gravitasi dan suhu BBM. Jadi setiap derajat suhu udara memiliki pengaruh besar dalam total penalaran Anda untuk BBM.

Sebagai solusinya, biasakan mengisi BBM pada pagi hari ketika suhu di tanah masih dingin. Kenapa begitu? Ini karena SPBU memiliki tangki penyimpanan BBM di dalam tanah, sehingga lebih dingin suhu di tanah akan membuat BBM lebih kental atau lebih pekat. Dan ketika suhu mulai meningkat, kekentalan itu mulai berkurang, sehingga ketika kita mengisi di siang hari, belum pasti angka yang tertera di pompa sama persis dengan jumlah BBM yang masuk ke tangki mobil.

Selain itu, minta kepada petugas SPBU untuk tidak menekan keran BBM untuk posisi paling cepat, tapi lebih baik mengisi tangki perlahan. Pengisian cepat hanya akan memicu terjadinya penguapan ketika BBM terpompa dari tangki penyimpanan. Lebih bagus mengisi tangki mobil dengan perlahan karena cairan BBM tidak akan menguap. Padahal uap dari BBM itu akan kembali masuk ke tangki penyimpanan BBM milik SPBU, sementara BBM yang masuk ke tangki mobil sudah berkurang.

Banyak juga yang mengatakan jangan biasa mengisi BBM setelah tangki kosong. Sebaiknya saat BBM di tangki mobil sudah tingal separuh, segera ditambah. Ini untuk mencegah agar udara tidak masuk ke dalam tangki. Jika sampai banyak udara masuk ke dalam tangki, penguapan BBM akan lebih cepat, sehingga yang terjadi BBM akan cepat habis menguap sia-sia.

Kalau kebetulan melihat di SPBU sedang dilakukan pengisian pada tangki penyimpanan, sebaiknya Anda tak usah memaksakan untuk mengisi BBM. Kenapa? Pada saat pengisian BBM baru di tangki penyimpanan, terjadi perputaran di dalam tangki sehingga kotoran di dasar tangki terangkat.

Jika memaksa untuk mengisi BBM karena tangki mobil Anda sudah kosong, BBM yang masuk ke dalam tangki mobil Anda pasti bercampur kotoran. BBM bercampur kotoran ini akan membuat kinerja mesin mobil Anda tak optimal, belum lagi jika kotoran menyumbat nosel, pasti kocek harus dirogoh lagi untuk membersihkannya.

Sumber: http://situslakalaka.blogspot.com

11 April 2011

Waktu Sholat Menurut Ilmu Pengobatan Cina

Tahukah Anda?
Gerakan yang Anda selalu lakukan ketika salat, baik itu rukuk, sujud, maupun duduk merupakan gerakan yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sisi medis, salat merupakan obat dari berbagai jenis penyakit. Ilmuwan China yang belajar Pengobatan Ilmu China pun mengungkapkan berbagai macam manfaat salat bagi kesehatan berdasarkan waktu pelaksanaannya.

Berikut penjabaran Salat dalam perspektif Pengobatan Ilmu Cina

Sholat Subuh
Pukul 05.00-06.00 saat salat subuh merupakan waktu yang baik untuk menerapi pencernaan.

Sholat Zuhur
Pada waktu salat zuhur, ada energi api yang keluar pada dari pukul 12.00 WIB sampai sore yang bermanfaat bagi jantung dan ginjal.

Sholat Ashar
Dalam gerakan sholat ashar, terdapat siklus dari panas ke dingin yang berguna bagi terapi kandung kemih. Secara alamiah, gerakan salat ashar ternyata memisahkan zat-zat kimia dalam tubuh kita.

Sholat Magrib
Ada energi air yang keluar pada pukul 18.00 WIB setelah terbenamnya matahari. Menurut Pengobatan ilmu cina waktu maghrib yang disertai gerakan salat sekaligus menerapi ginjal.

Sholat Isya'
Salat isya dilakukan setelah matahari terbenam. Waktu ini disebut dapat mengurangi kelebihan energi. Dan, ada energi kayu yang keluar pada pukul 23.00 WIB yang mampu menghancurkan racun-racun di tubuh. Menurut Pengobatan ilmu cina, racun itu dibakar kayu untuk membuang racun di otak

Sholat Tahajud
Ilmuwan China menyebut sembilan gerakan sholat sebagai gerakan suprayoga karena energi itu akan masuk ke syaraf di tangan dan cara yang paling tepat untuk menangkap energi itu. Karena itulah, saat kita melakukan takbir waktu mengawali sholat dan takbir waktu bangun dari ruku, di situlah energi masuk.

02 Maret 2011

Wajah Dunia Pada 2050 Tak Bisa Dikenali


Pertambahan penduduk yang lebih makmur dan bersaing untuk memperoleh sumber daya yang kian langka dapat membuat dunia "tak bisa dikenali" paling lambat pada 2050, demikian peringatan beberapa peneliti dalam konferensi utama ilmu pengetahuan di AS.

PBB telah meramalkan penduduk global akan mencapai tujuh miliar pada tahun ini, dan bertambah jadi sembilan miliar pada 2050. "Kebanyakan pertumbuhan justru terjadi di negara miskin, terutama di Afrika dan Asia Selatan," kata John Bongaarts dari organisasi nirlaba Population Council.

Untuk memberi makan semua mulut itu, "kita nantinya perlu menghasilkan sebanyak mungkin pangan dalam 40 tahun ke depan sebagaimana telah kita lakukan dalam 8.000 tahun belakangan", kata Jason Clay dari World Wildlife Fund dalam pertemuan tahunan tersebut yang diselenggarakan oleh American Association for the Advancement of Science (AAAS).

"Hingga 2050 takkan ada sisa planet yang bisa dikenali", jika kecenderungan saat ini berlanjut, kata Clay. Penduduk yang bertambah akan memparah masalah, seperti berkurangnya sumber daya, kata John Casterline, Direktur Initiative in Population Research di Ohio State University.

Namun penghasilan manusia juga diperkirakan akan naik selama 40 tahun ke depan --tiga kali lipat secara global dan jadi delapan kali lipat di negara berkembang. Kondisi itu justru menambah berat beban bagi pasokan makanan global.

Orang cenderung mendatangi rangkaian gerai makanan saat penghasilan mereka meningkat. Mereka mengkonsumsi makin banyak daging dibandingkan dengan ketika penghasilan mereka lebih sedikit, kata para ahli tersebut.

Diperlukan sebanyak 3,4 kilogram padi-padian untuk menghasilkan satu pon daging, dan sebanyak tiga sampai empat pon padi-padian untuk menghasilkan satu pon keju atau beberapa telur, kata para ahli itu.

"Makin banyak orang, makin banyak uang, makin banyak konsumsi, tapi planetnya tetap yang lama," kata Clay kepada AFP. Ia mendesak para ilmuwan dan pemerintah untuk mulai melakukan perubahan sekarang untuk menghasilkan makanan.

Sementara itu, ahli kependudukan menyerukan pendanaan lebih banyak buat program keluarga berencana guna membantu mengendalikan pertumbuhan jumlah manusia, terutama di negara berkembang.

"Selama 20 tahun, sangat sedikit penanaman modal di sektor keluarga berencana, tapi perhatian mulai balik lagi sekarang, sebagian gara-gara faktor lingkungan hidup seperti pemanasan global dan harga pangan," kata Bongaarts.

"Kami ingin meminimkan pertumbuhan penduduk, dan satu-satunya cara yang tersedia untuk melakukan itu ialah melalui program keluarga berencana yang lebih efektif," kata Casterline.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola pengendapan. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Akibat pemanasan global dan kebutuhan akan perut manusia sangat menekan spesies ikan besar di lautan. Penangkapan ikan secara berlebihan oleh manusia membuat makin sedikit ikan besar pemangsa yang berenang di berbagai samudra di dunia, kata beberapa ilmuwan.

"Penangkapan ikan secara berlebihan tentu saja telah berlangsung dan menimbulkan dampak 'ketika kucing tak ada, tikus berkeliaran' terhadap lautan kita," kata Villy Christensen, profesor di UBC Fisheries Centre.

Para peneliti itu juga mendapati lebih dari separuh (54 persen) kemerosotan populasi ikan pemangsa telah terjadi selama 40 tahun terakhir. Sebanyak 76 juta ton makanan laut komersial dilaporkan telah ditangkap pada 2006. Itu berarti "tujuh triliun hewan dibunuh dan dikonsumsi oleh kita atau ternak kita", kata ilmuwan UBC Reg Watson.

Watson mengatakan kegiatan penangkapan ikan telah berkembang selama beberapa dasawarsa belakangan, sehingga secara keseluruhan mencapai posisi 1,7 miliar watt, atau 22,6 juta tenaga kuda, di seluruh dunia tahun itu.