03 Mei 2009

Catatan Awal Bulan Mai 2009


Gak terasa sudah terlewati pula Bulan April. Sepertinya hari berlalu dengan cepatnya. Kabarnya menurut suatu kitab suci, hari-hari yang terasa berlalu dengan cepat telah menandakan bahwa dunia sudah mendekati akhir dari umur hidupnya. 

Kata-kata dalam kita suci tersebut mungkin ada juga sih benarnya. Hal ini dapat kita perhatikan bawah ternyata sebulan terakhir ini rasanya memang telah terjadi perubahan iklim ato mungkin lebih tepatnya kekacauan iklim secara drastis, dimana sebagai contoh, suhu rata-rata di kota pekanbaru telah menjadi sangat panas dan sangat gerah rasanya, khususnya pada waktu menjelang hujan turun. 

Dibeberapa daerah di propinsi ini, turunnya hujan bahkan diawali oleh tiupan angin yang sangat keras –wongdeso nyebutnya angin puting beliung- sehingga berhasil dengan ”sukses” menumbangkan banyak pepohonan dan berbagai baliho. Klo baliho bekas celeg yang tumbang aku sih gak masalah, tetapi klo yang tumbang adalah pepohonan trus menimpa bangunan atau orang-orang yang ada dibawahnya, kan kasihan. Kasihan pohonnya, kasihan bangunan dan orang yang tertimpa dibawahnya...

Selain itu hujan yang terjadi umumnya hanya berlangsung beberapa menit saja namun dengan intensitas yang sangat tinggi. Akibatnya menimbulkan banjir diberbagai tempat di Pekanbaru ini khususnya didaerah sepanjang Jln HR Subrantas Panam. Banjir yang timbul itu tentunya bukan semata-mata disebabkan oleh karena intensitas hujan yang tinggi, namun juga disebabkan oleh telah sangat berkurangnya lokasi penampungan limpasan hujan akibat pembangunan yang begitu cepat di daerah ini. 

Seluruh daerah rawa-rawa yang merupakan tempat penampungan air saat hujan disepanjang jalan ini telah disulap menjadi deretan Rumah Toko yang kesannya sama sekali tak indah alias semrawut dan juga tidak manusiawi. Dan hampir semua halaman ruko hingga ke batas jalan yang lebarnya 20-30 meter telah disemenisasi, sehingga tidak ada daerah resapan air. Ketika hujan jatuh, semua air akan mengalir ke saluran air alias got di pinggir jalan tersebut yang lebar dan dalamnya tidak lebih dari 1 x 1 m, Dan ternyata sebahagian besar got tersebut telah menyempit dan mendangkal akibat tumpukan sampah dan sedimen yang mengendap. Akibatnya bisa dipastikan hujan deras 5 menit aja, gotnya langsung meluap dan menggenangi jalan serta bangunan disekitarnya. Dan yang paling menderita akibat luapan air hujan tersebut adalah ??? Ternyata masyarakat kecil juga yang menderita. Perumahan masyarakat kecil yang letaknya sama tinggi atau lebih rendah dari jalan pasti kebajiran dan terendam air. Sedangkan Ruko gak kebanjiran karena telah dibangun lebih tinggi dari jalan. Hmmmm....Kasihan masyarakat kecil.. udah kecil-kecil, miskin, ngurus KTP susah, sering tergusur, klo hujan kebanjiran lagi. 

Rupanya isu-isu tetang perubahan iklim global yang didengun-dengunkan oleh berbagai LSM/NGO itu yang di ikuti oleh Konvensi perubahan Iklim yang dilakukan di Bali Desember 2007 tempo hari ada benarnya dan sudah terasa sekarang ini. Aku kira selama ini isu Global Warming adalah isu yang dilemparkan oleh kelompok orang-orang yang sekedar untuk mencari duit dan sumbangan dengan cara menakut-nakuti masyarakat. Tapi ternyata memang ada benarnya........ 

Hari-hari yang terasa berlalu dengan cepat......, 

perubahan iklim global......, 

sumber daya alam yang berkurang dengan drastisnya akibat eksploitasi berlebihan.........., 

pencemaran dan perusakan lingkungan yang masif sehingga tidak dapat diperbaiki kembali........, 

kehidupan masyarakat yang telah menjadi hedonis, egois, sementara pengaruh agama dan kebudayaan asli daerah yang perlahan-lahan meluntur dan menghilang dari negeri ini......., 

itu semua bagi diriku telah telah menjadi tanda-tanda bahwa......... 

 KIAMAT SUDAH DEKAT...........